Online + Business = Trust
sumber gambar : http://seoearningtips.com/wp-content/uploads/2013/02/how-to-Build-Trust-in-Online-Business.jpg
Siapa yang
berencana memulai bisnis online dalam waktu dekat? nah kalo kamu orang yang
dimaksud mungkin tulisan ini perlu dibaca untuk dijadikan sebagai salah satu
referensi, nah melalui tulisan ini saya hanya ingin share saja mengenai proses
panjang yang dibutuhkan oleh seseorang dalam membangun bisnis onlinenya baik
lewat social media, website, blog, atau channel media online lainnya.
Kalo ngomongin bisnis memang benar
semuanya membutuhkan proses yang panjang karena bisnis mana sih yang bisa
dibangun dan tumbuh dalam waktu singkat (instant)?
kayaknya nggak ada deh, kalo pun ada mungkin itu sub bisnis baru dari sebuah
merk yang sudah memiliki nama besar. Nah sekarang kalo baca judulnya yang
hasilnya kepercayaan (trust), bisnis
mana sih yang nggak memerlukan faktor itu? karena kepercayaan merupakan faktor
yang menjadikan konsumen memilih kita, mau membeli produk kita, mau menjadi
pelanggan setia kita, hingga mau merekomendasikan yang namanya produk kita.
Nah yang mau saya bahas disini lebih
pada kenapa online business itu membutuhkan faktor kepercayaan (trust) dari konsumen, dan kenapa proses
pembentukan kepercayaan itu sendiri lebih membutuhkan proses yang panjang
dibandingkan bisnis konvensional kebanyakan, nggak heran makannya kalo
orang-orang yang sukses melakukan bisnis online ini bercerita bahwa mereka
sudah melalui proses yang sangat panjang khususnya dalam membentuk kepercayaan
tadi.
1. Kebiasaan Lama Yang Membumi
Point pertama
yang menjadi landasan bisnis online yang membutuhkan proses yang panjang dalam
membangun kepercayaan (trust) adalah
mengenai pola konsumsi konsumen yang sudah terbangun sejak dulu bahkan sebelum
munculnya bisnis e-commerce yang memanfaatkan website atau social media. Point
apakah yang dimaksud? adalah kebiasaan konsumen kita yang notabene sudah dari
dulu melakukan 3 hal yakni “lihat,
pegang, dan coba” sebelum pada akhirnya memutuskan untuk melakukan
pembelian. Nah kalo nggak percaya coba deh pergi ke pasar tanah abang di
Jakarta atau pasar baru di Bandung, dimana mayoritas konsumennya melakukan 3
hal tadi khususnya kaum ibu rumah tangga, mereka akan “melihat” dulu barang yang ditaksir, lalu mereka akan “pegang” dirasakan bahannya, dan “dicoba” apakah barangnya sesuai dengan
keinginan mereka, baru jika sudah memenuhi 3 syarat di atas sang ibu melakukan
pembelian.
Melalui cerita
di atas saya ingin menjelaskan kenapa membangun kepercayaan di bisnis online
itu membutuhkan proses yang panjang, dan cerita di atas menjelaskan akan
diperlukannya proses transisi dari kebiasaan berbelanja (konsumsi) konvensional dengan kebiasaan berbelanja (konsumsi) saat ini melalui media
internet. Seperti diketahui sistem yang diterapkan dalam bisnis online
rata-rata melalui proses sederhana dimana orang tinggal lihat barang di portal
online mau itu website, online store, atau JPEG yang dishare di social media,
jika menarik tinggal melakukan pemesanan langsung via online, sms, telepon,
atau fasilitas instant messanging, selanjutnya konsumen diminta mentranfer
sejumlah uang sesuai dengan harga yang dimaksud, setelah menunjukan bukti
transfer baru barang akan dikirim via pos kepada konsumen ybs, disini sang
penjual biasanya menunjukan no resi bukti pengiriman barang kepada konsumen.
Selain metode
itu, untuk beberapa kasus biasanya sang penjualn juga menawarkan jasa C.O.D (cash on delivery), yang artinya sang
pembeli dan penjual akan bertemu di lokasi yang ditentukan untuk melakukan
transaksi jual beli, biasanya lokasinya terbatas khusus yang dekat dengan
lokasi si penjual, nah disatu sisi sebenarnya ini solusi untuk konsumen yang
lebih prefer ketemua langsung daripada barangnya dikirim. Oke so what the
point? intinya adalah gap yang terbangun dari pola konsumsi era konvensional
dengan era online shop ini memiliki pola dan sistem yang tottaly different, dengan demikian bagi si penjual membutuhkan
proses yang panjang khususnya dalam membangun bisnis onlinenya, kenapa? pertama
karena dia harus mengedukasi konsumen yang sudah terbiasa dengan pola konsumsi
konvensional, dalam hal ini bagaimana penjual bisa meyakinkan dan meng-guide
konsumen supaya terbiasa dengan pola online shop ini, point kedua karena dalam
binis online hal pertama yang harus dibangun adalah kepercayaan (trust).
2. Build Trust To Survive
Nah sebelumnya
kan udah dibahas mengenai pentingnya kepercayaan (trust) di dalam bisnis online, kenapa kepercayaan harus dibangun
pertama kali? pertama adalah sudah dijelaskan sebelumnya karena orang (konsumen) sebelumnya tidak terbiasa
dengan sistem pembelian barang secara online dengan demikian kita harus bisa
meyakinkan mereka bahwa bisnis ini memang ada dan bukan penipuan, kedua adalah
karena kepercayaan (trust) tadi bisa
menjadi senjata untuk mencounter semua black
campaign yang ada dalam hal ini bisa penipuan yang mengatasnamakan bisnis
kita, hingga kendala-kendala non teknis seperti keterlambatan pengiriman yang
disebabkan oleh pihak jasa pengiriman barang yang bisa menurunkan nilai trust
dari konsumen kita. Nah masalahnya trust ini tidak mudah dibentuk begitu saja
karena membutuhkan proses panjang dalam hal ini dicerminkan melalui konsistensi
prima dari pelayanan kita kepada konsumen yang bisa memupuk kepercayaan itu
sendiri.
3. Testimonial Cerminan Kepercayaan
Salah satu cara
paling ampuh dalam membangun kepercayaan melalui bisnis online adalah
testimonial dari konsumen, kenapa? karena testimonial dari pelanggan secara
tidak langsung mewakili konsumen yang lainnya dan ketika satu konsumen
membacannya secar tidak langsung bisa membangun kepercayaan dalam dirinya akan
bisnis online kita karena dia sudah melihat satu sosok (bukti) yang merasa puas akan pelayanan atau kualitas produk yang
dijual oleh kita. Dengan demikian ada baiknya setiap konsumen yang sudah
membeli dari kita dan merasa puas kita minta menuliskan testimonial, supaya
mereka tidak sungkan ada baiknya juga kita berikan merchandise sederhana
sebagai ucapan terimakasih, sebenarnya kalo produk yang kita jual memang
berkualitas ditambah pelayanan yang prima saya rasa konsumen tidak akan sungkan
menuliskan testimonial.
4. Klarifikasi Setiap Masalah
Point yang juga
perlu untuk dijaga khususnya dalam mempertahankan kualitas dari kepercayaan
konsumen adalah klarifikasi setiap masalah baik itu komplain dari konsumen yang
kurang puas atau adanya black campaign yang mencoba merusak kepercayaan
konsumen setiap kita. Disini kita berproses dalam memaintance kepercayaan yang
sudah dibangun sedekimian rupa selama ini, yang mungkin bisa saja “luntur” hanya dalam waktu singkat,
dengan demikian kita selaku pemilik bisnis online dituntut untuk sigap dalam
memberikan klrifikasi terkait masalah komplain atau black campaign yang
dihadapi. (dira.illanoor – 2013)