DIGITAL MARKETING, WHAT CHANGES?
Ngomongin social media atau
internet kayaknya nggak lepas dengan yang namanya Era Digital Marketing saat
ini, karena kalo ngomongin aktifitas marketing bisnis apapun itu nggak lepas
dengan yang namanya versi digitalnya entah itu aktif di social media, aktif di
forum, online storenya, atau apapun itu, bahkan beberapa diantaranya saat ini
terintegrasi juga dengan offline.
Nah
berdasarkan judul tulisan kali ini, Digital Marketing, Whats Changes, melalui
tulisan ini saya pengen bahas sedikit saja mengenai apa saja sih yang berubah
dengan hadirnya Digital Marketing ini tentunya masih berlandaskan pada konteks
pemasaran (marketing). Semoga tulisn
ini bisa memberikan sedikit infromasi atau insight baru khususnya bagi para
pelaku marketing yang membaca, monggo di baca gan.
1. Netizen Number
Oke point
pertama yang menjadi highlight adalah mengenai number of netizen yang saat ini
sudah mencapai angka 60 juta internet user, artinya seperempat penduduk
Indonesia (240 juta) sudah terkoneksi
dengan yang namanya Internet, mau itu untuk bisnis, interaksi sosial, join
forum, sampai akses pencarian informasi, dan diperkirakan dengan penetrasi
teknologi informasi dan infrastruktur pendukung juga dengan karakteristik
behaviour konsumen Indonesia yang berubah akan semakin meningkatkan angkan
orang-orang yang terhubung dalam dunia maya (netizen).
2. Netizen Behaviour
Highlight kedua
mengenai what changes in Digital Marketing adalah karakteristik si konsumennya
sendiri yang notabene segala sesuatunya kini serba instan dan praktis (perangkat gadget dan akses internet
dimanfaatkan untuk berbelanja), love to share (ingin eksis, ada informasi baru selalu di share kepada yang lain),
and care (ingin dilibatkan, ada sesuatu
hal yang dinilai sedang menjadi trend mereka nggak mau sampai ketinggalan).
3. Digital Marketing = Offline Marketing
Banyak yang
berfikiran kalo Digital Marketing itu sangat kompleks, canggih, futuristik, dan
lain sebagainya? Nah itu anggapan yang salah. Sebenarnya pada dasarnya Digital
Marketing itu sama kok dengan aktifitas marketing konvensional, lalu apa yang
membedakan? adalah medianya itu sendiri, dengan demikian kita harus
menyesuaikan konten materi yang akan disampaikan, dan bagaimana cara
menyampaikannya, karena balik ke pembahasan sebelumnya konsumen juga
perilakunya berubah jadi kawinkan perubahan perilaku konsumen netizen tadi
dengan online media channel (website,
social media, email, etc).
4. Digital Means Goes Mobile
Pada saat
mengikuti salah satu seminar, salah seorang narasumber yang cukup berpengalaman
di bidang Digital bercerita bahwa jika kita mau masuk Digital Marketing Era
means Our Brand or Product have to Mobile. Mungkin saya coba terjemahkan
kedalam konteks bahwa saat ini segala sesuatu yang berbau digital semakin banyak
di akses Mobile, tentunya hal ini juga bersinggungan dengan perkembangan dan
penetrasi mobile atau smartphone di Indonesia yang semakin menggila, dan hal
ini merubah perilaku konsumen Indonesia yang bentar-bentar mobile (cek gadget yang dimiliki). Nah saya juga
pernah nulis tentang nggak mobile version, konsumen pergi? mungkin itu salah
satu contoh kalo bisnis kita harus mobile friendly, jadi yang punya website
harus punya versi mobilenya. Selain mobile version juga ada yang namanya Apps,
kalo kini smartphone dengan Appsnya semakin merajai bahkan berhasi menggoyang
keberadaan Blackberry, maka para pelaku pasar harus jeli memaksimalkannya
dengan mengembangkan mobile Apps.
5. AIDSAS
Digital Marketing
juga secara tidak langsung melahirkan sebuah teori baru bernama AIDSAS hasil
pengembangan dari teori sebelumnya AIDA, apa itu? singkatnya sih proses
keputusan pembelian seorang konsumen nggak berhenti di konsumen itu sendiri
namun juga di sampaikan kepada orang lain setelah sebelumnya dia mencari
informasi terkait produk yang dicari, jadi ketika seorang konsumen mulai
teralihkan oleh sebuah produk (attention),
lalu muncul ketertarikan (interest),
dan muncul keinginan dalam dirinya untuk membeli (desire), nah sebelum action konsumen kini akan search (mencari informasi
terkait produk tersebut, how? Ya online dong),
setelah mendapatkan informasi akhirnya konsumen memutuskan membeli (action), nah kalo mereka puas atau
bahkan kecewa akan muncul kecenderungan untuk share (berbagi informasi mengenai experience yang dirasakan melalui media
online khususnya social media). (dira.illanoor – 2013)