Memanusiakan Brand Lewat Social Media
image source : http://thehrblog.ecornell.com/wp-content/uploads/sites/2/2013/05/Screen-Shot-2013-05-23-at-1.53.51-PM-2.png
Wuih nggak
kerasa udah lama nih nggak nulis akhirnya di minggu pagi yang cerah ini bisa
nulis lagi, tulisan kali ini judulnya memanusiakan brand lewat social media,
intinya sih saya pengen share sedikit pandangan mengenai perlunya kita
memanusiakan brand kita di social media, dalam artian nggak cuma sebates bikin
account, share content, dan bangun engagement dengan followers aja. Era digital
tentunya memaksa pemilik brand untuk membangun account social media brand sebagai
bentuk eksistensi di digital media sekaligus dalam upaya membangun engagement
dengan netizen, cuma dalam aplikasinya terkadang hal yang paling mendasar (esensi utama) kadang terlupakan di dalam
proses membangun account brand tersebut.
Sebenarnya kalo
dianalogikan secara sederhana menurut saya pribadi para pelaku brand yang
selama ini membangun account brand lewat social media sudah setengah badan
memanusiakan brand mereka, karena melalui social media secara nggak langsung
telah terjadi perbincangan (conversation)
diantara brand dengan audiencenya (fans
atau followers). Balik ke pembahasan utama, memanusiakan brand lewat social
media yang saya maksudkan disini adalah proses “memanusiakan” sepenuhnya
kedalam aspek characters dan attitude, sederhananya adalah ketika
kita sudah mengenal siapa audience kita, maka kita harus berkaca pada diri kita
untuk menanyakan mengenai siapa kita?, apa yang ingin dibangun?, dan bagaimana
kita berinteraksi dengan audience kita?, langsung saja monggo dibaca gan.
1. Who Your Audience = Who We Are
Hal pertama yang
dilakukan tentunya adalah mengenal siapa audience kita (fans atau followers) di social media karena point pertama ini
menjadi acuan bagi kita dalam melakukan tahap selanjutnya dalam memanusiakan
brand kita di social media, dengan kita mengenali siapa karakteristik dari
audience kita tentunya kita selaku brand akan menyesuaikan diri dengan
audience, bagaimana kita melakukan pendekatan kepada mereka (how we approach). Hal yang paling
sederhana contohnya adalah konten yang akan kita share nantinya tentunya harus
disesuaikan dengan audience kita sendiri.
2. Give Your Admin Name
Kalo
diperhatikan seringkali kita liat account-account social media brand tidak
memiliki nama “inisial”, nah lho penting
emang ya? kalo kita pengen bikin account social media kita lebih dekat dengan
audience tentunya hal ini perlu diperhatikan. Salah satu lesson learn yang bisa diambil contohnya adalah @BoberCafe yang
sudah mengaplikasikannya memunculkan sosok bernama Katy (admin). Fine what the result then? kalo kita perhatikan timeline
perbincangan diantara admin Katy dengan followersnya seperti perbincangan
diantara individu dengan individu bukan lagi brand dengan individu, singkat
kata perbincangan yang terjadi lebih humanis sama seperti kalo kita saling
mention sama temen kita di timeline.
3. Characters = Brand Representative
Dibalik sosok “admin” tentunya ada karakter yang
dibangun didalamnya, seperti juga yang dilakukan oleh @BoberCafe yang
menanamkan karakter centil, muda, gaul, dan aktif kedalam sosok Katy, yang
tentunya karakter tersebut turut merepresentasikan brand Bober itu sendiri
didunia maya. Where does it come from? sumbernya balik lagi ke point pertama
siapa sih audience kita? nah kalo ternyata audience kita didominasi anak muda
yang “gaul” tentunya kita juga
menanamkan karakter “gaul” tersebut
dalam brand kita, sehingga nggak salah kalo Bober membangun karakter Katy
seperti yang sudah disebutkan karena memang audience yang juga target market
Bober Café didominasi anak usia muda. Nah perlu diingat yah bahwa social media
itu merupakan salah satu tools untuk membangun atau deliver brand kita kepada
audience, dengan kata lain “account
social media represent who we are”.
4. How Do You Call Your Audience
Mungkin diantara
kita sudah tidak aneh dengan kata “tweeps”,
nggak cuma account brand saja, terkadang teman-teman kita di twitter juga
mengeuarkan kata “tweeps” sebagai
bentuk sapaan atau pertanyaan kepada semua followersnya. Ada yang salah ya?
nggak ada yang salah sih, cuma karena tujuan kita disini adalah untuk
memanusiakan brand kita di social media dengan demikian kita harus memiliki
nama “panggilan” khusus untuk audience kita. Sebagai contoh nih @YarisID yang
memiliki panggilan “groovers” untuk
followersnya atau @NasGorMafia yang menggunakan panggilan “bos” untuk para
followers dan konsumen setianya. Menurut saya pribadi dengan kita memiliki nama
“panggilan” khusus tersebut maka kita sudah berupaya membangun hubungan
setingkat lebih dekat dengan fans atau followers, nggak cuma menjadi pembeda dengan
yang lain, nama “panggilan” juga bagian dari identitas kita yang akan sangat
melekat di benak audience.
5. Content & Communicate
Aspek konten dan
komunikasi merupakan poin penting yang juga perlu diperhatikan dalam
memanusiakan brand kita di social media. Oke kita sudah memiliki inisial untuk
sosok sang admin, karakter yang kuat, berikut dengan nama panggilan untuk
audience kita, nah hal selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah konten yang
akan kita share kepada audience. Kuncinya disini adalah pertama konten yang
akan kita share tentunya harus sesuai dengan audience kita dalam hal ini apa
sih hal yang membuat mereka tertarik untuk dijadikan pebahasan? nah nggak cuma
konten promosi melulu yang kita share namun juga kita harus share konten
informasi yang menarik bagi mereka dan yang terpenting adalah bisa memancing
terjadinya perbincangan, misalkan konten mengenai hobi, cinta, traveling,
apapun yang memang menarik bagi audience kita. Kedua adalah komunikasi dalam
hal ini adalah cara penyampaian konten kepada audience kita yang tentunya perlu
juga disesuaikan dengan karakter dan audience kita, misalkan jika audience kita
kalangan anak muda akan lebih mengena jika konten disampaikan dengan bahasa
yang ringan dan santai.
6. Conversation Is King
Kalo menurut saya
pribadi mau namanya karakter yang kuat, nama panggilan yang bikin akrab, konten
yahud dibarengin dengan penyampaian yang asik kalo tidak ada perbincangan (conversation) sama sekali bisa dibilang
upaya kita memanusikana sebuah brand mungkin bisa dibilang gagal, atau bisa
juga dibilang berhasil namun “hambar”. Nah dengan demikian point paling penting
dan paling sulit adalah membangun perbincangan dengan audience kita sendiri,
beberapa upaya yang bisa kita lakukan dalam membangun perbincangan adalah
mempersiapkan konten yang menarik bagi audience (foto, video, quotes, tips, news), melontarkan kata-kata pertanyaan atau
opini kepada audience, hingga menyelenggarakan sebuah aktifasi (kuis). (dira.illanoor – maret 2014)
Komentar
Posting Komentar