4 Tips Membangung Agent
sumber gambar : http://parcregencyiloilo.com/fuel_cms/assets/images/blog/salesman.jpg
Kalo ngomongin bisnis nih, salah
satu kunci sukses sebuah produk bisa meledak penjualannya di pasaran adalah
dengan kuatnya dari jaringan pemasaran yang dibangun. Logika sederhananya
semakin besar jaringan pemasaran yang kita buat maka akan semakin besar juga
potensi penjualan yang akan dihasilkan, tinggal selanjutnya bagaimana kita
mencreate sebuah program promosi atau pengemasan produk semenarik mungkin bagi
konsumen.
Permasalahannya
dalam membangun jaringan pemasaran yang luas ini sudah pasti membutuhkan effort
dan biaya yang tidak sedikit, sehingga bagi beberapa startup business hal ini
menjadi kendala tersendiri, nah biasanya salah satu solusi yang digunakan
adalah sistem konsinyasi, barter promo, franchise, atau agen. Kalo tidak salah
dalam beberapa tulisan saya sebelumnya saya sudah sempat membahas mengenai
konsinyasi yang lumrah digunakan oleh industri indie store (distro) dan sistem barter promo yang
biasa digunakan oleh beberapa pemilik bisnis, nah dalam kesempatan kali ini
saya ingin sedikit membahas mengenai Agen.
Singkatnya sistem agen ini salah satu upaya yang digunakan dalam membangun jaringan pemasaran yang luas, dalam hal ini kita mengajak partner bisnis scara individual untuk menjadi agen pemasar kita dimana mereka harus menjual dan mendistribusikan produk kita. Nah lantas keuntungan bagi si agen apa? Tentu saja harga special (harga khusus agen) termasuk program insentif lainnya (misalkan bonus bagi agen yang berhasil achive target penjualan bulanan). Langsung saja kita bahas kira-kira point apa yang harus dipersiapkan dalam menjalankan sistem ke-agenan ini?
1. Who Your Agent?
Point pertama
adalah menentukan siapa yang akan kita jadikan agen, dalam hal ini adalah siapa
yang akan disasar menjadi agen? apakah kategori umum, mahasiswa, ibu rumah
tangga, warung-warung, atau siapapun. Nah intinya adalah kita sesuaikan dengan
produk yang kita akan jual, misalkan kita akan menjual produk bumbu cepat saji
akan lebih efektif jika kita menyasar segmen ibu rumah tangga yang menginginkan
penghasilan tambahan.
2. Rules & SOP
Ruses &
Standard Oprasional Procedure yang jelas dan spesifik sudah pasti harus kita
persiapkan dengan matang, sehingga calon agen yang akan kita gandeng memiliki
arahan dan target yang jelas, dengan demikian sistem kerja dan koordinasi yang
terjalin akan berjalan dengan baik.
3. Insentive & Reward Point
Point ini sangat
penting untuk diperhatikan dalam upaya menjaga jalinan kerjasama agen yang
dijalankan, selain itu juga point ini bisa dijadikan sebagai “cambuk”
penyemangat bagi para agen untuk berlomba-lomba achive target penjualan untuk
mendapatkan insentive (bonus),
misalkan agen yang berhasil achive penjualan paling besar bulan ini mendapatkan
bonus Rp. 500.000,- atau jalan-jalan ke bali, atau bisa juga agen yang bulan
ini membeli produk melebihi kuota awal yang ditentukan akan mendapatkan bonus
tambahan potongan harga 10%.
4. Maximized Social Media
Hari gini nggak
maksimalin social media? nah ngomongin social media nggak cuma dimaksimalkan sebagai
channel promosi (branding) saja,
namun juga bisa dijadikan sebagai channel pemasaran dan koordinasi dengan para
agen kita. Masih ingat dengan keripik singkong ma icih yang begitu booming di
social media pada awal kemunculannya? nah itu salah satu contoh bisnis yang
berhasil memanfaatkan social media sebagai channel penjualan, khususnya media
promo bagi para agen “jendral” yang gentayangan diseluruh indonesia kepada para
konsumen. (dira.illanoor – 2012)