Social Media – Another Rise Of Digitalpreneur
sumber gambar : google
Saya ada pertanyaan nih, benar
setuju nggak kalo keberadaan Social Media saat ini menjadi bagian dari momentum
Rise Of Digitalpreneur? well mungkin temen-temen pembaca ada yang setuju ada
juga yang nggak, keluar dari konteks setuju atau tidak menurut saya pribadi
kebangkitan digitalpreneur nampaknya sudah ada sejak dulu diawali munculnya
media internet. Karena kemunculan media internet itu saya nilai menjadi pemicu
awal bermunculannya para digitalpreneur, melalui media internet para
digitalpreneur ini membuka dan membangun jaringan bisnisnya lewat website berbasis
e-commerce, blog, hingga forum-forum jual beli seperti salah satunya kaskus.
Nah
dalam tulisan kali ini saya lebih menekankan pada pembahasan kemunculan Social
Media yang saat ini semakin memicu bermunculannya digitalpreneur masa depan,
kalo ditanya kenapa? sudah jelas nampaknya jawabannya karena Social Media
disebut sebagai salah satu media “low
cost high impact” yang sangat cocok untuk startup, Social Media juga menawarkan
pangsa pasar yang sangat luas, yang terpenting Social Media memungkinkan
terbentuknya Community Base yang bisa kita enggage untuk membuka komunikasi dua
arah hingga menghasilkan efek viral. Nah sekarang saya akan coba bahas sedikit
mengenai Social Media yang disebut sebagai bagian dari Another Rise Of
Digitalpreneur? monggo dibaca saja.
1. Flatform Yang Beralih Fungsi
Point pertama
yang akan saya coba bahas adalah mengenai konteks flatform Social Media yang di
awal kemunculannya diperuntukan sebagai jaringan pertemanan, nampaknya
menghasilkan sebuah fenomena baru dimana kini Social Media merupakan bagian
penting dalam terbentuknya online community based (netizen) dan bermunculannya pelaku bisnis (digitalpreneur) yang memaksimalkan media internet salah satunya
kini Social Media, sehingga fungsi Social Media tidak hanya sebagai media
eksistensi dan jaringan pertemanan saja, namun lebih dalam juga sebagai media
membangun community based dan bisnis bagi sebagian orang. Nah sudah
disebutkan sebelumnya bahwasannya Social Media ini kini merupakan flatform yang
beralih fungsi, walaupun memang main
fuction Social Media sebagai media eksistensi diri dan jaringan pertemanan
tetap menjadi fokus utama, namun tak jarang bagi sebagian orang menjadikan Social
Media sebagai media membentuk online community based dan media untuk berjualan
(bisnis) sebagai fokus utamanya. Nah
mungkin salah satunya disini prosesnya adalah ketika sejak awal mereka muncul
di Social Media sebagai eksistensi diri dan membangun pertemanan baru, namun
tidak jarang karena dilandasi ketertarikan (minat)
yang sama secara tidak langsung membangun community based, dari keteratikan
yang sama muncul obrolan ngaler ngidul sampai akhirnya, Social Media ini memang
dijadikan sebagai media jualan (bisnis)
yang sangat efektif. Well itu mungkin
salah satu contoh saja, karena mungkin dalam realitanya banyak pelaku bisnis
yang sudah muncul bahkan sebelum adanya Social Media ini memilih menjadikan
Facebook & Twitter sebagai salah satu media pendukung tools jualan mereka
pada awalnya, hingga akhirnya menjadi media utama dalam berjualan. Begitupun
dengan kemunculan para startup business yang pintar melihat celah peluang besar
yang diberikan oleh Social Media sebagai media berbisnis.
2. Match With Costumer Behaviour
Point kedua yang
menjadi pembahasan saya adalah, model bisnis online memaksimalkan Social Media
ini sangat cocok dengan karakteristik konsumen saat ini khususnya yang
didominasi usia muda dan produktif. Kenapa? Pertama karena kondisi ini secara
tidak langsung sudah meruba consumer behaviour masyarakat menjadi #lazy
costumer, #instant, #maunya praktis and its real. Kedua Social Media juga
secara tidak langsung menjadi stimulus bagi karakter konsumen kita yang sangat
rajin share sama teman-temannya, kira-kira ada update atau info baru yang
menarik rasanya gatel kalo nggak dishare mau itu foto, video, cerita, gambar,
anything. Ketiga gaya jualan visual tag (facebook)
twitpic (twitter), atau instagram
juga sangat disukai oleh karakter konsumen kita saat ini, secara visual jelas
detail produk stratight to the point nggak terlalu banyak informasi yang tidak
penting, dan yang penting bisa di share, udah deh viral jadinya. Diluar ketiga
hal itu tentunya online memberikan variasi produk yang dibutuhkan konsumen dari
segi harga yang lebih miring dan varian produk yang lebih variatif dibandingkan
apa yang ditawarkan bisnis konvensional.
3. Success Role Model
Point terakhir
sekaligus menjadi penutup dari tulisan ini adalah, banyaknya success role model
yang berhasil menjadi digitalpreneur yang mungkin menjadi stimulus sekaligus
motivasi bermunculannya new comers digitalpreneur, nah menariknya banyak
sosok-sosok sukses bisnis online ini kini cukup aktif muncul sebagai pembicara
diberbagai seminar bernamakan entrepreneurship, sebut saja Peter Firmansyah
sang juragan yang sukses membawa nama Peter Says Denim hingga kancah
internasional, dan Sang Presiden Axl yang berhasil membangun bisnis dengan
omzet milyaran melalui Social Media, bahkan kini unit bisnisnya bertambah
merambah industri yang berbeda. Eitts itu Cuma point pertama kira-kira apa
point selanjutnya? Nah dari banyaknya role model yang memberikan inspirasi dan
motivasi kepada para calon digitalpreneur adalah model bisnis melalui Social
Media yang sangat mudah diduplikasi sistemnya, memang dari segi konteks
bisnisnya butuh effort namun nampaknya kalo dari segi aplikasi bisnis melalui
Social Media kini semua orang bisa koq saya yakin, setuju? setuju atau tidak
mari kita sama-sama akhiri tulisan ini dengan senyuman semoga bisa menjadi
inspirasi. (dira.illanoor – 2013)