Meretas Segmentasi Konsumen Di Social Media
sumber gambar : google
Tema yang akan kita bahas kali ini
kebetulan membahas mengenai Segmentasi, nah kalo ngomongin aktifitas bisnis
apapun itu, tentunya nggak lepas dari yang namanya Segmentasi, kenapa? karena
bisa dibilang Segmentasi merupakan salah satu fondasi awal dari kebijakan
Strategi Marketing atau Branding yang akan kita eksekusi, nggak hanya itu
Segmentasi juga merupakan salah satu bagian pertama yang diperhatikan ketika
kita sebuah bisnis menghasilkan sebuah produk. Kenapa membahas Segmentasi dalam
konteks konsumen di Social Media? tentunya dalam tulisan-tulisan sebelumnya
banyak dibahas mengenai Digital Marketing, bagaimana sebuah aktifitas marketing
dari yang sebelumnya vertikal menjadi horizontal dengan adanya media digital
seperti internet dan Social Media, sebuah media yang turut memunculkan
Digitalpreneur menjadi para pelaku bisnis online yang sukses. Mungkin melalui
tulisan ini saya hanya ingin membahas sedikit mengenai gambaran bagaimana
meretas Segmentasi di Social Media khususnya.
Sebelum
mulai pembahasan ada baiknya kita membahas sedikit mengenai apa itu Segmentasi?
sederhananya sih Segmentasi itu merupakan sebuah upaya kita (baik sebagai pelaku bisnis, marketing, atau
branding) dalam mengkategorikan pasar (konsumen).
Misalkan Segmentasi berdasarkan social economic status (S.E.S) atau
mengklasifikasi konsumen berdasarkan tingkat pendapatan dan status social
seperti SES A, B, C1, C2, D, dan E, atau Segmentasi berdasarkan usia remaja, dewasa,
dan orang tua. Namun intinya dua hal tersebut merupakan contoh pendekatan
Segmentasi berdasarkan faktor Static Attribut (pendekatan berdasarkan faktor geografis & demografis seperti
domilisi, usia, pendidikan, dan pekerjaan) dan Dynamic Attribut (pendekatan berdasarkan human character
seperti minat, bakat, sikap, perilaku, keyakinan), selain dua pendekatan
tadi ada juga pendekatan berdasarkan Individual Attribut (pendekatan berdasarkan sikap dasar yang sudah dimiliki seseorang sejak
lahir).
Nah itu
tadi sedikit gambaran mengenai Segmentasi, selanjutnya yang akan kita bahas
adalah bagaimana mengkategorikan konsumen di beberapa channel Social Media
dengan pendekatan Static Attribut dan Dynamic Attribut Segmentation. Dalam hal
ini bagaimana kita memilih karakteristik konsumen yang sesuai dengan Segmentasi
yang sudah ditetapkan, sehingga impact dari aktifitas campaign, promosi, atau
penjualan yang kita lakukan melalui Social Media bisa maksimal karena menyasar market
yang tepat. Oke, tanpa panjang lebar langsung saja dibaca gan.
1. Facebook
Facebook
sebagai social media populer pertama di Indonesia yang kini di akses oleh
hampir 48 Juta orang ini nggak cuma populer sebagai jaringan pertemanan saja
namun juga sebagai jaringan bisnis online, kenapa karena melalui facebook kita
bisa mendisplay produk jualan kita (visual
photo bahkan video) dengan tambahan konten copywriting. Selanjutnya
bagaimana kita mengkategorikan Segmen pasar yang sesuai dengan karkater bisnis
atau konsumen kita di Social Media Facebook? oke sebenarnya secara platform
Facebook sudah mendukung yang namanya pengkategorian secara static, dalam hal
ini adalah domisili, usia, pendidikan, bahkan pekerjaan. Koq bisa? pertama kali
kita daftar Facebook apa yang dilakukan? adalah mengisi biodata yang
berhubungan dengan hal-hal yang sudah saya sebutkan. Nah hal ini secara tidak
langsung membuat Facebook bisa mengsistematiskan user berdasarkan
kategori-kategori tertentu, misalkan berdasarkan range usia 18 – 20. Jadi buat
yang mau pasang Facebook Ads, static database yang di provide oleh Facebook
bisa dijadikan acuan kita sehingga iklan yang dipasang langsung menyasar Segmen
yang tepat. Faktor Dynamic juga bisa kita gunakan dalam hal ini kita cari
individu yang memiliki ketertarikan pada hal-hal tertentu, misalkan kita mau
jualan produk naik gunung nih, di kolom search enggine Facebook kita bisa
mencari komunitas naik gunung atau individu yang memiliki ketertarikan dengan
naik gunung, kalo udah ketemu tinggal aja temenan dan tag mereka deh dengan
konten promo yang sudah dibuat.
2. Twitter
Nah kalo
yang satu ini agak sedikit berbeda dengan karakteristik Facebook yang
menyediakan static database, kalo berdasarkan pengalaman saya Twitter ini lebih
cocok menggunakan pendekatan Dynamic Attribut dalam hal ini fokus pada aspek
Human Interest. Bagaimana aplikasinya? Misalkan kita berjualan jilbab (hijab), kita bisa search account-account
komunitas yang memang berhubungan dengan jilbab, kenapa karena orang-orang yang
follow account tersebut sudah kemungkinan besar memiliki ketertarikan pada
jilbab dengan demikian kita bisa promo langsung di account tersebut atau follow
beberapa yang memang followers dari komunitas tersebut baru selanjutnya kita
approach secara personal. Hal lainnya kita juga bisa gunakan search enggine
Twitter dengan kyword-keyword tertentu, misalkan jilbab maka akan otomatis
Twitter akan memunculkan nama-nama yang membahas kata jilbab secara realtime,
nah itu Target Market potensial tuh tinggal approach saja. Walaupun lebih
condong pendekatan Dynamic Attribut, secara Static juga Twitter bisa digunakan
misalkan dengan melihat account-account tertentu, sebut saja misalkan @AreaCewe
yang kemungkinan besar followernya bergender wanita.
3. Instagram
Instagram
yang kini juga cukup dilirik oleh para pebisinis online, karkateristiknya
hampir sama dengan Twitter, kita bisa mengkategori Segmentasi dengan pendekatan
Dynamic (berdasarkan human interest), misalkan kita jualan celana jeans denim
maka kita bisa cek account-account yang berhubungan dengan demin wardrobe, atau
kita bisa menggunakan jasa hastag (#) untuk search enggine misalkan
#DenimLovers untuk mengetahui siapa saja individu yang menyukai wardrobe denim.
Bagaimana dengan pendekatan Static Attribut? menurut saya pribadi hampir sama
dengan Twitter kita bisa cek account-account tertentu yang memang memiliki
karakteristik spesifik misalkan berdasarkan minat dan usia. (dira.illanoor –
2013)