7 Ancaman Pebisnis Online
sumber gambar : http://www.topnews.in/files/cyber-crime_4.jpg
Ngomongin online
nih guys, memang media ini sangat berjasa banget dalam kemunculan sistem bisnis
baru dan era kebangkitan startup business yang memanfaatkan online media
sebagai channel promosi dan penjualan. Nah itu impact positif yang dihasilkan
tentunya bagaimana dengan impact negatifnya ada tidak yah khususnya dalam hal
jual beli online? ada tentunya karena saya selalu berlandaskan bahwa segala
sesuatu itu bagaikan dua sisi mata uang ada pro ada kontra dan ada negatif juga
positifnya.
Begitupun dalam
tulisan kali ini, saya ingin membahas mengenai hal-hal yang perlu untuk
diperhatikan oleh para pelaku bisnis online khususnya para startup dalam
menghadapi 5 ancaman isu negatif saat berbisnis online, karena dalam realitanya
para pelaku bisnis saya kira akan menghadapi 5 ancaman tersebut baik diawal
kemunculannya bahkan pada saat sedang on top
performance. Mungkin dalam tulisan ini setiap 5 isu yang dimaksud tidak
dibahas secara mendalam, namun saya kira tulisan ini cukup memberikan masukan
mengenai apa ancamannya dan bagaimana solusi untuk menghadapinya.
1. Serigala Berbulu Domba
Ancaman pertama
yang perlu diwaspadai oleh para pelaku bisnis online adalah “penipu berkedok musang” yang biasanya
suka berkeliaran cari korban dengan memanfaatkan forum-forum jual beli yang
sudah ada. Beberapa kali saya mendapatkan cerita teman saya yang kena penipuan
“sang musang berkedok” pada saat
melakukan jual beli online, bagaimana? rata-rata sih udah trasfer sejumlah uang
cuma sayangnya barang yang dipesan tidak kunjung tiba. Kenapa dibilang ancaman
bagi pebisnis online? soalnya kasus-kasus seperti itu membuat konsumen kita
menjadi khawatir atau muncul ketakutan akan kena tipu, jangankan yang sudah
kena tipu orang yang baru akan melakukan jual beli online saja bisa berubah
pikiran jika mendengar cerita temannya yang kena tipu gara-gara jual beli
online. Bagaimana solusinya? jawabannya adalah trust dan kredibilitas, dimana
salah satunya kita bisa menggunakan testimonial konsumen yang sudah menjadi pembeli
sebagai bukti bahwa kita penjual yang baik dan bertanggung jawab.
2. Un-Educated Costumer
Konsumen yang
kurang teredukasi dengan baik mengenai jual beli online menjadi point kedua
dalam pembahasan kali ini, nah seperti kita ketahui sebelum munculnya e-comerce
ini konsumen kebanyakan membeli produk itu secara langsung, dalam arti dateng
ke toko liat barangnya langsung, di coba, kalo cocok dengan harga yang di
bungkus. Hal tersebut kini berubah ketika adanya media internet dan teknologi
pendukung yang merubah perilaku konsumen (lazy
costumer). Banyak orang memilih membeli online karena dinilai lebih murah,
parktis, dan variannya lebih banyak, dan hal ini berbanding lurus dengan
banyaknya startup bisnis online. Nah masalahnya kadang ada konsumen yang belum
mengerti (well educate) mengenai
bagaimana cara melakukan jual beli online yang baik, yang ada bisa jadi mereka
ketipu karena tidak paham atau bahkan mempermasalahkan sesuatu hal yang
sebenarnya bukan masalah, cuma karena nggak ngerti ya jadi masalah. Solusinya
tuliskan sedetail mungkin mengenai regulasi atau sistem jual beli di blog, atau
website, kalo perlu ada YM untuk costumer service, begitupun social media
Facebook & Twitter manfaatkan untuk edukasi ke konsumen supaya lebih
mengerti.
3. Delayed Shippment
Hal classic yang
sebenarnya masalah kecil, cuma kalo didiemin bisa jadi masalah gede khususnya
kalo konsumen udah komplain wah bisa-bisa jadi isu negatif yang viral makin
berabe deh. Masalah ini biasanya hubungannya sama vendor shippment (jasa paket)
yang kadang bermasalah dalam hal pengiriman barang karena faktor-faktor teknis.
Solusinya bagaimana? tentunya kita harus memberikan informasi yang jelas kepada
konsumen bahwa barang kita sudah dikirim dengan jasa pengiriman paket tertentu,
dan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari, nah jangan lupa biasanya kita
diberikan no resi oleh jasa pengiriman paket tersebut, no resi itu bisa
diberikan sebagai bukti sekaligus konsumen bisa mengeceknya langsung sudah sejauh
mana sih barang pesenan mereka.
4. Barang Tidak Sesuai Dengan Harapan
Nah ini juga
perlu diperhatikan dengan baik, kalo suka ada konsumen yang komplain setelah
menerima barang yang dipesan, misalk ukuran, warna, bentuk, atau apapun wong
namanya konsumen hal kecil pun bisa menjadi masalah besar kalo mereka merasa
nggak puas. Kita harus paham kalo konsumen dulu terbiasa melihat dan mencoba
barang yang akan dibeli sebelum dibeli, begitu ada media online semuanya
berubah kini konsumen hanya bisa melihat saja, lalu bagaimana antisipasi
masalah ini? pertama barang yang kita display harus sama dengan yang dijual
amannya sih kita foto langsung produknya, kedua informasi produknya harus
detail se detail-detailnya, cantumkan ukuran, bentuk, warna, bahan, motif, apapun
itu supaya konsumen jelas dan pastikan mereka paham misalkan lewat email, sms,
telepon, atau tweet jelaskan “mba sudah
tahu kan yah kalo produk kita itu bahanya begini”.
5. Plagiat
Kalo yang satu
ini nampaknya memang sudah menjadi penyakit di hampir semua bisnis, nggak cuma
online bahkan offline juga banyak yang menjadi korban plagiat. Memang sih
sangat susah memerangi yang satu ini, karena perlu campur tangan pihak
berwenang dalam menerapkan aturan yang ketat mengenai plagiat juga perlunya
kesadaran dari para plagiat yang merugikan pelaku bisnis dan konsumen. Kalo
ngomongin plagiat di bisnis online bagaimana cara mengatasinya, solusinya bisa
dengan inovasi dalam artian terus mengeluarkan inovasi produk yang baru supaya menjadi
trend center dan pionir, karena memang sulit mengatasi plagiatisme makanya jika
produk kita selalu berinovasi dan menjadi pionir setidaknya bisa membangun
persepsi di benak konsumen setiap produk kita selalu inovatif dan terdepan.
6. Un-Registered Reseller
Pebisnis online
harus waspada juga dengan un-registered reseller alias reseller yang tidak
terdaftar secara resmi, dalam hal ini “mereka”
menjual barang kita kepada konsumen yang mengakunya sebagai “reseller”, Koq bisa? namanya juga
digital age dimana informasi sangat bebas di akses oleh siapapun, dalam hal ini
informasi produk kita bisa aja di copas (misalkan
foto produk) terus mereka upload di blog atau social media, intinya kalo
ada yang beli “mereka” akan beli ke kita lalu dijual kembali dengan
harga mungkin yang tidak sesuai dengan standar yang sudah dibuat untuk
reseller, nah kalo sudah komplain kan menjadi masalah besar buat kita karena
image bisnis kita jadi jelek dimata konsumen. How to solve it? ada baiknya
secara berkala kita edukasi konsumen mengenai reseller-reseller resmi dari
bisnis kita, dan perlunya waspada mengenai reseller gadungan yang berkeliaran,
selain itu kalo ada masalah dengan konsumen pastikan diselesaikan masalahnya
dengan klarifikasi A.S.A.P.
7. Black Campaign
Nah ini yang
paling ngeri alias paling horor bagi pelaku bisnis online, kadang ada mungkin
pesaing bisnis yang kurang suka dengan kesuksesan kita dan bersaing dengan cara
yang kurang sportif atau konsumen yang saking kecewannya memperbesar dan
memperpanjang masalah dengan komplain (sampe
rame tweet war) yang tidak
berkesudahan padahal kita sudah klarifikasi, nah loh gimana solusinya? well
namanya bisnis pastinya nggak ada yang running smooth, hal-hal seperi itu sudah
pasti akan terjadi solusi satu-satunya yah costumer servicenya harus berjalan
baik dalam arti cepat klarifikasi setiap masalah, dan percaya akan satu hal
kalo konsumen kita sudah loyal pasti nggak akan mudah terpengaruh isu-isu
negatif kayak gitu deh, percaya deh. (dira.illanoor – 2013)