Jualan Konten, Visi Bisnis Masa Depan
sumber gambar : google
Kemarin malam menyempatkan
diri membaca sebuah headline berita dari Daily Social yang menyebutkan salah
satu provider telekomunikasi di Indonesia, Indosat yang meresmikan peluncuran
Ideabox sebuah program Inkubator Startup hasil pengembangan dari program IWIC (Indosat Wireless Innovation Contest),
sebuah program pencarian developer-developer digital berbakat yang sudah
diselenggarakan hingga tahun ke tujuh. Nah jika berbicara mengenai program Inkubator
Startup, selain Indosat Telkom merupakan salah satu perusahaan di bidang
telekomunikasi yang sudah menyelenggarakan program Inkubator Startup sejak 2
tahun kebelakang melalui program Indigo Incubator, yang di desain untuk
mendukung perkembangan startup di Indonesia khususnya yang berbasis produk IT, dimana
intinya akan dipilih beberapa startup
digitalpreneur yang akan dibina, diberikan fasilitas, hingga pendanaan oleh
Telkom.
Melalui tulisan
kali ini saya tidak akan membahas mendalam mengenai inkubator startup, namun
lebih pada bagaimana sebuah “konten”
(berbasis digital) saat ini menjadi orientasi
(visi) dari bisnis di masa depan,
kenapa? pernyataan tersebut tentunya saya utarakan bukan dikarenakan tanpa alasan
yang jelas, hal pertama adalah insight dari seorang dosen yang dijadikan
tulisan mengenai bagaimana google melalui jaringan konten digital yang
dimilikinya menjadi sebuah kekuatan yang menakutkan bahkan menjadi ancaman serius
khususnya untuk industri telekomunikasi, kedua adalah revolusi digital dimana
era internet yang terus berkembang turut berperan dalam merubah perspektif
bisnis dan perilaku konsumen. Mungkin kedua poin tersebut masih belum cukup
mewakili alasan mengenai konten digital akan menjadi orientasi bisnis masa
depan karena tentunya masih ada aspek-aspek lainnya yang juga turut
berpengaruh, terlepas dari hal tersebut mungkin tulisan ini bisa memberikan
insight mengenai bisnis masa depan yang berorientasi pada konten.
1. Selamat datang Revolusi Digital
Poin pertama
yang menjadi acuan adalah kehadiran dari Revolusi Digital, bagaimana internet
bisa memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap kehidupan manusia, era
dimana transparansi dan kemudahan akses informasi dimulai yang berdampak pada
perubahan perspektif bisnis yang juga harus transparan dan bersifat dua arah (horizontal). Internet user di Indonesia
yang mencapai angka 60 juta user (25%
dari populasi Indonesia), social media facebook yang diakses hammpir 50
juta orang, begitupun twitter yang sudah diakses hamper 30 juta orang, dan
tentunya akses teknologi smartphone yang turut merubah perilaku konsumen yang
senantiasa dinamis, menjadi 3 indikator utama kenapa para pelaku bisnis atau
brand harus go mobile supaya bisa terkoneksi dengan konsumennya melalui dunia
maya.
2. Successor konten digital yang mendunia
Digital media
membawa banyak perubahan pada perilaku konsumen dalam hal konsumsi informasi
dan pola pembelian, buktinya siapa sih yang nggak pernah pake search engine
google, nonton video di yotube, share foto lewat instagram, share tulisan melalui
blog, kasih tau lokasi kita lewat four square, atau sekedar eksis membangun
jaringan pertemanan melalui social media facebook dan twitter? kayaknya hampir
nggak mungkin deh. Nah kesamaan dari semuanya yang saya sebutkan adalah konten
digital yang berhasil meraih kesuksesan mendunia, tidak hanya bisa menjadi
sebuah konten yang diakses oleh jutaan bahkan milyaran manusia di dunia,
sebagai contoh adalah facebook yang kini diakses oleh hamper 1 milyar manusia
di seluruh dunia, berhasil mengantarkan Mark Zuckberg menjadi milarder muda
berkat facebook yang ditemukan oleh dirinya dan beberapa temannya di Harvard.
Kesemua konten digital tersebut terkoneksi dengan manusia melalui internet, dan
menariknya hampir dari kesemua konten tersebut sifatnya gratisan alias free, namun karena sifatnya yang “gratisan” terebut bagaimana kesemua
konten tersebut bisa menghasilkan revenue yang sangat besar. Sedikit mengutip
kata-kata Arief Yahya CEO Telkom yang menyebutkan satu hal dalam sebuah seminar yang saya ikuti “konten semakin murah akan semakin berbahaya,
apalagi kalo gratisan”, nah kayaknya kutipan tersebut menjadi penegas
mengenai besarnya potensi dari jualan bisnis berbasis konten.
3. Change or get lost in space
Poin ketiga ini
lebih berupa ungkapan bahwa sekaligus penegas bahwa revolusi digital seperti
yang sudah disebutkan sudah membawa banyak perubahan kepada perilaku konsumen
dan perpektif bisnis, dengan kata lain bagi para pelaku bisnis atau brand
berubah untuk go mobile merupakam sebuah keharusan atau kita akan semakin
tertinggal dari kondisi pasar yang sangat dinamis dan cepat berubah. Salah satu
contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Telkom sebagai bisnis telekomunikasi
paling besar di Indonesia yang sejak beberapa tahun kebelakang mulai berubah
perspektif bisnisnya dalam beberapa aspek. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya kekuatan dan dominasi bisnis google lambat laun menjadi ancaman
serius bagi industri telekomunikasi maka perubahan diharuskan untuk bisa
bertahan, salah satu perubahan tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh Telkom
melalui program Indigo Incubator yang bertujuan untuk menyaring startup
digitalpreneur berbakat, dimana secara tidak langsung upaya ini saya nilai
sebagai langkah Telkom dalam membangun visi bisnis masa depan dengan melakukan
kolaborasi bersama startup digitalpreneur dalam mengcreate sebuah konten yang
menjual, karena salah satu kriteria penjurian dalam program ini adalah prospect
to collaborate, dimana konten yang dikembangkan oleh para startup harus
memiliki prospek kolaborasi dengan strategi Telkom Group. (dira.illanoor –
2013)