“SPIONASE” konvensional vs 3.0 #1
sumber gambar : google.com
1. Apa yang sedang kompetitor
lakukan atau rencanakan saat ini?
2. Langkah apa yang harus
dilakukan untuk bisa bersaing (counter) dengan kompetitor?
Dua
pertanyaan mendasar yang saya yakin akan selalu muncul di benak para marketers
atau para pebisnis visioner yang tidak mau salah mengambil langkah atau
ditinggalkan oleh para pesaingnnya. Oke pertanyaan selanjutnya yang akan muncul
dari dua pertanyaan tersebut adalah bagaimana kita bisa mengetahui apa yang
sedang dilakukan atau direncanakan oleh kompetitor, dan apa langkah yang harus
kita buat untuk bisa tetap bersaing dengan kompetitor kita?
Dari
ke empat pertanyaan di atas saya kira hanya ada satu jawaban “spionase” (riset) yang dalam hal ini konteksnya adalah aktifitas mengumpulkan
data dan fakta mengenai pesaing kita dan bagaimana kondisi persaingan di
lapangan, melalui data dan fakta tersebut kita bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sudah saya lontarkan sebelumnya, nah dengan
terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut langkah selanjutnya adalah
menentukan langkah apa yang harus kita jalankan.
Ngomongin
“spionase” dalam dunia marketing,
berdasarakan ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan terdapat dua upaya yang
bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis dan marketers dalam bersaing dengan
pesaing khususnya dalam mengumpulkan data dan fakta, kenapa? karena pihak yang
memiliki dan menguasai data merupakan pihak yang kemungkinan memiliki Competitive Advantage dibandingkan pesaing.
Adalah Metode Konvensional dan Metode Web 3.0 jawabannya, nah pada kesempatan
kali ini melalui artikel ini saya ingin terlebih dahulu membahas mengenai
#Metode Konvensional, apa saja yang bisa kita lakukan? lets find out.
“pada
era konvensional saya kira “spionase” - kegiatan mengintai atau memata-matai
kegiatan dari pesaing bisnis kita dilakukan dengan effort yang cukup
membutuhkan alokasi tenaga, alokasi waktu, bahkan alokasi biaya yang cukup
besar. Namun terlepas dari kondisi tersebut kegiatan “spionase” konvensional
ini pada umumnya masih dilakukan di lapangan. banyak hal yang bisa dilakukan
dalam rangka upaya mengorek informasi mengenai apa yang dilakukan oleh para
pesaing kita”.
1. Riset Konsumen
Riset
konsumen disini bisa dengan konsumen kita atau konsumen kompetitor tujuannya
tergantung dari objective awal yang sudah kita tetapkan saat kita akan
melakukan riset ini (misalkan riset
mengenai brand awarness brand kita atau riset mengenai bagaimana tanggapan pasar
akan produk kita). Riset bisa konsumen bisa dijadikan media dalam menggali
data mengenai kompetitor atau bagaimana persaingan di lapangan, misalkan kita
riset mengenai produk sabun cuci yang paling dipilih oleh konsumen, apa alasan
yang melandasi mereka lebih memilih produk tersebut (kualitas, harga, merk terkenal, rekomendasi, promosi produk, atau
kemudahan dalam mendapatkan produk), nah dari sini kita bisa mengetahui apa
faktor kelebihan dan kekurangan produk kita maupun kompetitor langsung dari kacamata
konsumen yang membeli produk kita. Well pada dasarnya dalam melakukan riset
kita harus menentukan objective awal karena hal tersebut yang selanjutnya
menentukan apa yang harus di riset, siapa target responden, bagaimana metode
yang dilakukan, dan apa output yang diharapkan. #involve your costumers
2. Deph Interview Sales Representatif
Tim
sales terkadang bisa menjadi mata, telinga, dan hidung bagi kita, kenapa?
dikarenakan aktifitas pekerjaan mereka yang lebih banyak dihabiskan di lapangan
menyebabkan mereka yang paling menguasai dan memahami bagaimana kondisi di
lapangan, bagaimana persaingan di lapangan, bagaimana aktifitas yang dilakukan
oleh kompetitor di lapangan. Pernahkan anda melakukan pembicaraan dengan tim
sales sekedar bertanya apa saja yang dilakukan oleh kompetitor di lapangan atau
apa yang saat ini perlu dilakukan untuk bisa bersaing dengan mereka, saya kira
tim sales bisa memprovide data-data yang anda butuhkan. #simple but deadly
3. Survey Distribution (sales & promotion activity, sales volume,
pemilik toko)
Pernahkan
anda pergi ke sebuah toko berpura-pura menjadi konsumen, tanyakan kepada
pemilik atau pelayan toko merk apa yang kualitasnya bagus, merk apa yang saat
ini paling banyak dibeli oleh konsumen, atau promosi apa yang saat ini sedang
dilakukan oleh merk kompetitor. Nah jika anda beruntung terkadang anda bisa
bertemu dengan SPG produk kompetitor yang memang ditempatkan di toko tempat
produk mereka di distribusikan. Posisikan diri anda sebagai konsumen, tanyakan
informasi sebanyak mungkin layaknya konsumen yang “cerewet” selalu ingin
mencari tahu produk yang paling sesuai dengan pilihannya. Selain hal tersebut
perhatikan (observe) apa saja yang
ada disekitar toko, apa saja material promosi pesaing yang ada di toko
tersebut, jika perlu anda ambil flyer atau catalog produknya untuk dipelajari. #being
curriousity sometime necessary
4.
ATL & BTL
Aktifitas
Above The Line (ATL) atau Below The Line (BTL) juga merupakan media yang tidak
boleh luput dari perhatian marketing atau pelaku bisnis sejati. Iklan televisi,
Billboard, Flyer, Product Catalog, sampai aktifitas Brand Activation bisa
menjadi bahan pembicaraan menarik dengan tim untuk dikupas secara mendalam,
perhatikan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para pesaing kita, selanjutnya
pikirkan kegiatan counter apa yang paling tepat untuk dilakukan. #put
your self as observer
Nah
point-point di atas merupakan beberapa upaya “spionase” yang bisa kita lakukan menggunakan pendekatan metode
konvensional, kembali pada statement yang sudah saya sebutkan bahwa yang
menguasai data dan fakta merupakan pihak yang memiliki advantage dibandingkan
yang tidak menguasai data dan fakta. Dalam tulisan saya selanjutnya akan
membahas “spionase” dalam perspefktif
web 3.0 yang berorientasi sharring menjadikan era teknologi informasi semakin
cepat, bebas, dan tidak terbatas.
Komentar
Posting Komentar