“bermain-main” dengan pikiran Konsumen
sumber gambar : google
Baru-baru ini pergi ke sebuah
gerail retail store minimarket untuk membeli sebuah Batu Batere, saya sempat
dibuat berpikir sesaat untuk menentukan opsi mana yang dipilih saat dihadapkan
pada kondisi sebagai berikut :
·
Batu Batere merk A yang di bundling buy two pay
one (2 batu batere di budling dengan
harga Rp. 21.800,-).
·
Batu Batere merk A yang juga di bundling buy
four free three (7 batu batere di
bundling dalam 1 kemasan dengan harga Rp. 21.000,- jika konsumen membeli
bundling ini dengan harga tersebut mendapatka 4 batu batere include free 3 batu
batere).
Nah
ngobrolin cerita singkat tersebut, mungkin banyak kita temui case-case yang
kurang lebih kondisinya sama dimana kita dihadapkan dengan sebuah kondisi “menggiurkan” yang terkadang
mengaharuskan kita segera memilih dan mengambil keputusan yang paling
menguntungkan (more valuable) dari
kaca mata konsumen tentunya. Strategi ini memang banyak dilakukan oleh beberapa
merk khususnya yang sifatnya fast moving consumer goods, sebuah upaya “bermain-main” dengan pikiran konsumen
sehingga konsumen tersebut mau membeli produk kita dibandingkan kompetitor.
Walaupun
kadang kalo dipikir-pikir dengan harga sama kita mendapatkan jumlah yang lebih
banyak apa produsenya tidak rugi yah? atau bisa jadi dengan harga yang sama dan
kuantitas produk lebih banyak ternyata kualitasnya berbeda dengan produk yang
dijual satuan? nah terlepas dari kondisi tersebut, yang ingin saya bahas dari
cerita tersebut adalah mengenai upaya “bermain-main”
dengan pikiran konsumen yang sudah dilakukan merk batu batere tersebut, namun
dalam hal ini untuk di aplikasikan terhadap produk kita? want to know how?
1.
Copywriting
Point pertama
yang perlu diperhatikan dalam “mempermainkan”
pikiran konsumen adalah powerfull content of copywriting, karena secara tidak
langsung copywriting merupakan persuasive communication untuk merayu konsumen agar
mau melirik produk kita, lalu muncul rasa penasaran dalam dirinya untuk
mengetahui lebih jauh mengenai produk ktia, sampai pada akhirnya mau membeli
produk yang kita jual. #Beli Pulsa Gratis Hape, Mau?
2.
Add
More Value
Faktor kedua
yang perlu diperhatikan adalah memberikan nilai tambah (more value) kepada konsumen supaya tertarik membeli produk kita,
nah ngomongin add more value bisa dalam berbagai bentuk bisa dari segi potongan
harga, jumlah produk yang diberikan, bonus item yang diberikan, diskon khusus,
atau gift khusus. Dalam kasus yang saya ceritakan batu batere tersebut
memberikan nilai lebih dengan memberikan bonus 3 batu batere jika melakukan
pembelian bundling 4 batu batere merk tersebut dengan harga yang lebih
terjangkau.
3.
Bundling
Terkadang
membuat sebuah paket bundling merupakan hal yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan penjualan kita, salah satunya seperti yang dilakukan oleh batu
batere yang saya sebutkan mereka membundle produk mereka bersamaan dengan bonus
item yang mereka berikan, selanjutnya di kemas dengan copywriting yang menarik
“beli 4 gratis 3”. Program budling ini
selain memperbesar jumlah pembelian konsumen juga merupakan sebuah upaya dalam
menekan produk-produk yang sifatnya not primary product to sell (example produk sisa atau produk yang tidak
qualified quality control).
4.
Perbandingan
Salah satunya
kasus batu batere yang saya ceritakan yang memberikan perbandingan produk yang
dijual kepada konsumen dengan nilai value berbeda, secara psikologis
kemungkinan besar konsumen hampir sama seperti saya akan memilih penawaran
kedua karena dengan harga yang kurang lebih sama bisa mendapatkan value jumlah
item yang lebih banyak. Pelajaran yang bisa kita ambil dari case ini adalah,
ketika kita membuat sebuah paket bundling produk untuk dijual buatlah dalam
bentuk versi yang berbeda sebagai perbandingan sehingga secara tidak langsung
kita bisa memaksa konsumen untuk membeli produk yang memang kita inginkan
terjual cepat. Misalkan kita memiliki dua bundle produk dimana produk pertama
merupaka bundle produk yang sifatnya primary to sell sedangkan satu lagi bundle
produk yang sifatnya not primary to sell, selanjutnya keduanya dikemas
sedemikian rupa lengkap dengan material copywriting selanjutnya tinggal
ditempatkan di display bersebelahan.
5.
Limited
Time
Material
copywriting yang powerfull persuasive content, menambah nilai value pada produk
yang kita tawarkan kepada konsumen yang sudah di bundling dengan baik,
memberikan perbandingan kepada konsumen, pada akhirnya yang harus dilakukan
adalah memberikan batasan waktu sehingga konsumen secara tidak langsung
diharuskan mengambil keputusan secepatnya dikarenakan penawaran ini terbatas,
upayakan bangun iklim dalam benak konsumen seolah-olah penawaran ini sangat
terbatas dan belum tentu ada dikemudian hari sehingga mereka harus memilikinya
pada saat itu juga. (dira.illanoor – 2012)
Komentar
Posting Komentar