Mastin Memang Good!
sumber gambar : http://media.infospesial.net/image/p/2014/07/jason-mraz-ternyata-juga-demam-iklan-mastin-951e.jpg
Kabar Gembira
Bagi Kita Semua...
Kulit Manggis
Kini Ada Ekstraknya...
Mastin Good…
Nah saya yakin
pasti para pembaca cukup familiar dengan beberapa penggalan kalimat diatas, yup
itulah beberapa penggalan kalimat “sakti”
yang melekat dalam iklan produk kesehatan yang belakangan cukup rajin
menghiasai iklan komersial beberapa stasiun tv lokal. Nggak cuma itu, bahkan
rangkaian kalimat yang merupakan lirik lagu tersebut menjadi bahan guyonan di
social media, salah satu adalah celetukan pertanyaan “ada kabar gembira loh
untuk kita semua?” yang dilanjutkan dengan jawaban “kulit manggis kini ada
ekstraknya”.
Dalam tulisan
kali ini tentunya saya nggak akan ngebahas mengenai fenomena lirik lagu dalam
iklan produk Mastin yang menjadi fenomena populer di social media, namun lebih
kepada kesuksesan Mastin dalam menciptakan sebuah iklan yang bisa melekat di
benak masyarakat dibedah dari aspek pemasaran dan perilaku konsumen. Tulisan
kali ini sebenarnya dilandasi oleh kisah menarik dari saudara saya di Bekasi
yang bercerita mengenai anaknya yang kini berusia kurang lebih 5 tahun pada
saat diajak ke sebuah pasar swalayan, saat itu keponakan saya nyeletuk “Bunda itu buah Mastin ya?” sesaat ketika
dia melihat buah Manggis di antara jejeran stand buah-buahan, kontan saudara
saya yang bercerita saat itu menjelaskan dirinya spontan tertawa takala
mendengar ucapan anaknya yang polos dan lucu tersebut.
Oke hal pertama
yang bisa diambil dari cerita tersebut tentunya adalah bagaimana pesan di dalam
sebuah iklan bisa ditangkap dengan mudah oleh keponakan saya yang notabene
masih berusia 5 tahun, memang sih nggak terasosiasi secara langsung (Mastin =
Ekstrak Kulit Manggis), namun secara tidak langsung keponakan saya memberikan
gambaran bagaimana mudahnya iklan tersebut dicerna bahkan oleh anak-anak (dalam
hal ini yang dia pahami adalah Mastin = Buah Manggis). Nah dikalangan konsumen
dewasa tentunya saya meyakini jika pesan ini bisa diserap dengan mudah, yang
tentunya juga memiliki positioning yang lebih kuat dibanding produk kompetitor
yang juga belakangan muncul di tv.
1. Behavioral Learning - Classical Condition
Dalam teori prilaku konsumen ada yang namanya Behavioral Learning - Classical Condition,
dimana dalam hal ini sebuah neutral
object (brand) bisa diasosiasikan
dengan sebuah objek atau konsep (unconditional
stimulus) yang memiliki makna tertentu, dimana melalui proses asosiasi ini
konsumen bisa menangkap makna yang disampaikan (conditional respond).
Dalam kasus ini neutral object sendiri adalah brand Mastin, sedangkan
unconditional stimulus merupakan beberapa kalimat yang dirangkai dalam sebuah
lagu, sehingga conditional respond yang dihasilkan adalah konsumen akan cepat terasosiasi
dengan brand Mastin jika dihubungkan dengan ekstrak kulit manggis. Nah terlepas
dari apakah ini memang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh pemilik brand atau
pihak creative agency, saya kira fenomena
ini merupakan contoh nyata keberhasilan sebuah iklan mengadaptasi teori
perilaku konsumen, karena dalam aplikasinya teori ini juga sudah diaplikasi
oleh beberapa brand besar. Salah satunya adalah Coca Cola dengan jinglenya dan
Paseo yang menggunakan burung merpati untuk menggambarkan kelembutan produknya
sebagai unconditional stimulus.
2. Message Easy To Remember
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pesan asosiasi
“ekstrak kulit manggis” ini disisipkan dalam sebuah lirik lagu jenaka yang
mudah diingat, terlebih iklan ini cukup rajin nongol di beberapa acara tv prime
time, alhasil konsumen mudah ingat dan cepat terasosiasi pada brand Mastin. Key
point yang bisa dijadikan pembelajaran disini adalah bagaimana kita mengcreate
(what to) sebuah pesan dan bagaimana
menyampaikannya (how to) dengan
effektif. Nah dalam kasus ini pesan diciptakan semudah mungkin supaya gampang
diingat oleh konsumen melalui rangkaian lirik lagu jenaka. Apa yang terjadi di
social media (menjadikan lirik tersebut sebagai guyonan) tentunya semakin
menjadikan brand ini makin populer dan makin diingat oleh calon konsumen,
walapun memang belum menjadi jaminan mereka akan menjadi konsumen, namun disatu
sisi proses membangun brand awareness
dan brand associate brand ini bisa dibilang
berhasil.
3. #KISS
KISS disini bukan band rock yang identik dengan makeup hitam dan putih dengan berbagai corak
yang menghiasi setiap wajah personil saat diatas panggung, adalah “Keep It Simple and Stupid” yang dimaksudkan.
Kutipan tersebut pada dasarnya merupakan sebuah ungkapan bahwa dalam menciptakan
konsep sebuah iklan komersial ataupun sebuah kampanye pemasaran konvensional
atau digital, terkadang kita bisa menggunakan istilah KISS tersebut karena pada
dasarnya “kesederhanaan” dan “kelucuan” yang dikemas bisa menjadi sebuah awal
dari keberhasilan. Sebagai contoh bagaimana kampanye #IceBucketChallanges yang pada awalnya dijadikan bahan lucu lucuan
oleh netizen, berhasil dijadikan sebagai sebuah jembatan bagi program
kemanusiaan #ALSIceBucketChallanges dalam
mengkampanyekan edukasi dan dukungan terhadap penyakit kanker. So does Mastin
KISS enough for you? for me personally, indeed. (dira.illanoor – september 2014)
Komentar
Posting Komentar