“Key Opinion Leader” Digital
sumber gambar : http://www.optimice.com.au/images/Network_2.jpg
Mengawali bulan
Juli, dalam tulisan kali ini saya akan coba bahas sedikit mengenai KOL (key opinion leader), nah apa sih sebenarnya KOL? sederhananya
KOL itu sosok individu yang ide, pemikiran, dan ucapannya dipercaya oleh sekelompok
orang yang tentunya bisa mempengaruhi (menjadi
influence) orang-orang yang ada di circlenya si KOL. Kalo ngomonin apa
pengaruhnya ya macem-macem, misalkan orang-orang di circlenya si KOL memiliki
perubahan pendapat dan sikap.
Ngomongin KOL di
ranah Marketing tentunya hal ini sudah banyak diaplikasikan di dalam aktifitas
branding atau pemasaran dalam upaya mempengaruhi atau merubah persepsi konsumen
sehingga mereka memiliki pemikiran atau sikap yang seperti kita inginkan, ya
paling sederhananya mereka beli produk kita. Contoh sederhana yang biasa kita
lihat di media konvensional adalah iklan pasta gigi yang menggunakan sosok
dokter ahli kesehatan gigi sebagai KOL, yang di dalam iklannya sang dokter
merekomendasikan pasta gigi tersebut karena berdasarkan hasil penelitian klinis
zat-zat yang terkandung dalam produk pasta gigi bisa membantu melindungi dan
memperbaiki gigi kita, alhasil konsumen tentunya mempercayai sosok sang dokter
yang memang ahli di bidangnya, selanjutnya kita membeli dan menggunakan produk
tersebut karena dinilai secara klinis bermanfaat bagi gigi kita.
Nah karena sekarang
kita bahas mengenai KOL di media digital, apa yang berbeda? sebenarnya kalo
menurut saya pribadi secara kontekstual tidak ada yang berbeda, karena balik ke
tujuan utama adanya KOL adalah menjadi opinion leader di satu kelompok (circle) untuk mempengaruhi (influencing) baik secara sikap dan
prilaku mereka. Kalo kita lihat trend social media saat ini bisa dibilang
memiliki peran utama dalam aktifitas branding dan pemasaran sebuah brand, dan
nggak jarang brand –brand yang nyemplung ke digital media menggunakan KOL dalam
upaya menciptakan viral dan word of mouth di antara Netizen. Paling sering kita
lihat banyak account “branded”
personal, account anonym, bahkan
hingga fans atau follower sendiri menjadi bagian penting terbentuknya opini
publik dan viral di social media. Nah berencana menggunakan KOL di media
social? mungkin beberapa point penting ini bisa menjadi insight tambahan,
monggo.
1. Who Your Audience
Hal paling mendasar sebelum menentukan KOL tentunya
adalah mengenali siapa netizen yang kita sasar, sama seperti menetapkan siapa
target market kita. Nah hal ini tentunya
perlu dilakukan utamanya untuk menentukan siapa sosok KOL yang dinilai cocok
untuk masuk ke circle tertentu yang ingin kita dekati sehingga lebih efektif
dalam memberikan pengaruh, biasanya paling gampang kita cari sosok yang nggak
cuma sesuai dengan brand atau produk kita namun juga memiliki minat atau
interest sama, dan yang terpenting mereka dipuji (adore) oleh target kita.
2. Cross Check Your KOL
Ketika sudah menetapkan satu sosok KOL ada baiknya
kita juga melakukan kros cek background dari KOL tersebut, paling sederhana ya
liat sosok pribadi dan track record dia di social media dari sisi positif dan
negatifnya, jangan sampai karena publik yang cenderung menilai negatif akan
berimbas pada brand kita nantinya. Selanjutnya apakah dia pernah menjadi KOL
sebelumnya, kalo iya usahakan jangan sampai kita menggunakan KOL yang sudah
dipake oleh brand kompetitor. Nah diluar hal tersebut saya kira jumlah fans
atau follower juga menjadi perhatian utama untuk menciptakan viral yang
maksimal di social media.
3. Public Figure, Anonym, or your True Fans
& Followers
Ngomongin penggunaan KOL di social media tentunya ada
beberapa karakteristik yang bisa digunakan, ada sosok public figure yang
biasanya didominasi oleh para artis yang memiliki fan based besar, ada sosok
professional yang berhasil membangun personal brandnya di social media,
account-account anonym yang biasanya disebut buzzer juga, hingga fans dan
follower kita yang cukup aktif dan menonjol di antara fans dan follower
lainnya. Kalo ditanya yang mana lebih efektif? jawabannya tentunya balik lagi
ke siapa audience kita dan siapa KOL yang dipake, karena kalo ngomongin
karakteristik KOL semuanya bagus kok selama memang tepat sasaran.
4. Content is a King
Sebagus-bagusnya KOL mereka hanyalah mediasi diantara
kita dengan target market yang disasar, itu opini pribadi saya. Nah sebagai
brand tentunya kita harus mempersiapkan konten untuk sang KOL, dalam hal ini
hal apa yang akan disampaikan kepada target market yang kita sasar. Tentunya
konten yang kita siapkan harus menarik dan biki orang penasaran (curious) sehingga mereka pada akhirnya
akan bergerak (push to act) entah itu
reply, comment, retweet, favorit, apapun itu. Nah jangan lupa dalam konten yang
dishare juga ada baiknya disertakan dengan link tertentu yang bisa mendrive
orang untuk lebih banyak berbuat, misalkan direct ke landing pages dimana orang
bisa baca tulisan, partisipasi dalam satu program, isi database, nonton video,
apapun, karena balik ke objektif awal adanya KOL untuk mendrive public untuk
berbuat (act) nggak cuma sebatas di
tataran pikiran (thought) saja, nah
link ini juga sebenarnya bisa menjadi tools yang bisa digunakan oleh target
market kita untuk menginfluence circle yang ada di dalam account facebook atau
twitternya.
5. Mission Conversation & Viral
Karena namanya KOL di media digital (2.0), tentunya selain
output akhir yang diharapkan dengan adanya KOL adalah perubahan pola pikir dan
perilaku, misi menciptakan conversation dan viral juga penting untuk
diperhatikan. Nah dengan demikian perlu untuk dipertimbangkan salah satu konten
yang dilempar ke publik bisa menciptakan perbincangan dua arah (two ways) sehingga komunikasi menjadi
lebih efektif dan jangan lupa menggunakan hastag (#) ya supaya bisa lebih viral
(dira.illanoor – juli 2014)
Komentar
Posting Komentar