Tuah Fatin X-Factor
sumber gambar : http://images.solopos.com/2013/04/Fatin-XFACTOR.jpg
Ngomongin X-Factor Indonesia jujur
saja saya memang kurang mengikuti program yang disiarkan oleh salah satu
stasiun televisi swasta, namun sedikitnya saya mengetahui update mengenai
program yang sudah selesai beberapa waktu lalu yang telah melahirkan seorang
icon penyanyi baru “Fatin Shidqia Lubis” yang saat ini menjadi idola banyak
remaja di Indonesia. Kalo ngomongin “Raising Star” tentunya dari konteks
marketing, fenomena tersebut nampaknya dari dulu sampai saat ini menjadi sebuah
momentum yang perlu untuk dimanfaatkan oleh para pelaku pemasaran dala upaya
mengkatrol merk dan performa penjualan tentunya. Simpelnya tentunya sang
raising star tengah ada dalam top of mind euforia publik yang terhipnotis oleh
sosok idola baru mereka, nah kalo merk kita menggunakan jasa endorser mereka
tentunya merk kita menjadi bagian dari top of mind alias ikut kekatrol karena
merk kita melekat dengan sosok idola masyarakat.
Nah
dalam tulisan kali ini sebenarnya saya tertarik membahas sedikit mengenai
fenomena raising star “Fatin X-Factor Indonesia” yang tengah naik daun yang
menjadi brand ambasador bagi beberapa merk besar di Indonesia, kalo boleh saya
sebutkan merknya diantaranya adalah Rabbani sang profesor kerudung Indonesia
yang langsung menggaet sang idola untuk tanda tangan kontrak menjadi salah satu
brand ambasador. Kalo ngomongin fenomena raising star dan merk tentunya nggak
Cuma Fatin aja, karena realitanya juga banyak fenomena lainnya salah satunya
adalah band Noah yang begitu melejit namanya bersaman dengan nama sang vokalis
“ariel” yang dimana kini Noah kini menjadi brand ambasador di beberapa mek
besar di Indonesia. Oke mungkin langsung saja ke point pembahasan, kita bahas
bersama mengenai point-point apa saja yang bisa jadikan pembelajara, monggo
dibaca gan, semoga bisa menjadi inspirasi bisnis dan semoga bermanfaat.
1. Sigap Manfaatkan Setiap Momentum
Menyikapi
fenomena “Tuah” Sang Idola Baru, kita sebagai pelaku pasar tentunya harus
senantiasa sigap dalam memanfaatkan peluang, dan mungkin realitanya program
pencarian bakat X-Factor yang memiliki rating tinggi ini sudah dipantau oleh
beberapa pelaku pasar. Buktinya kalo boleh saya bilang, adalah Rabbani yang
langsung menggandeng Fatin menjadi Brand Ambasador, sadar akan magnet sang
idola yang cukup kuat khususnya di kalangan remaja menjadi alasan utama selain
tentunya momentum kemunculan sang raising star yang sedang panas-panasnya.
Bukti lainnya adalah Noah, sadar akan nama Noah yang sedang kenceng, khususnya
diimbangi oleh sosok sang vokalis memunculkan banyak fans based di Indonesia,
sehingga banyak brand-brand yang menggandeng Noah untuk melekat di benak para
fans basednya. Nah intinya nggak cuma acara pencarian bakat saja, namun segala
hal baik yang di televisi, social media, bahkan youtube yang juga memunculkan
nama-nama raising star sinta jojo, agung hercules, dan arya wiguna kita pantau
dan cari celah momentum yang dimaksudkan.
2. Memaksimalkan Segmen Pasar “Youth”
Point kedua yang
bisa disikapi adalah aspek memaksimalkan segmen pasar baru, dalam hal ini
karena pendekatan study case yang digunakan adalah Rabbani maka saya asumsikan
bahwa proses menggandeng Fatin sebagai brand ambasador ini juga sebagai upaya
dalam rangka memaksimalkan segmen pasar yang lebih segar dalam hal ini “youth
segment”, kalo dilihat fans based sang idola mayoritas didominasi oleh usia
remaja dengan demikian akan sangat pas bagi Rabbani dalam mendekati dan melekat
pada segmen ini melalui sosok Fatin. Terlebih Fatin yang berkerudung bisa
menjadi sebuah icon yang sangat kuat bagi merk Rabbani di segmen remaja.
3. Bangun Komunitas Dengan Hub Model
Salah satu
kategori dalam community modeling yang paling sesuai dengan case ini adalah Hub
Model, yang didefinisikan sebagai sebuah komunitas yang terbangun karena
kekaguman anggotanya kepada sosok tertentu, yang dalam hal ini adalah Fatin.
Strategi Rabbani dalam penggunaan Fatin sebagai Brand Ambasador tentunya
merupakan sebuah upaya dalam mengrab komunitas yang dalam hal ini para fans
Fatin, dan mendasar pada teori Hub Model Community tersebut, adalah sosok Fatin
yang dijadikan tumpuan magnet sehingga otomatis merk bisa menjadi sangat dekat
dengan komunitas yang mengidolakan sosok Fatin.
4. Konversi Fans Menjadi Konsumen
Point ketiga
yang menjadi keunggulan dari “Tuah” sang idola baru adalah kita bisa
mengkonversi fans based sang idola menjadi konsumen, emang bisa ya? nih
misalkan ketika sosok Fatin menjadi ambasador Rabbani bisa saja Rabbani dan
Fatin membuat sebuah program seperti khusus membership fatin akan mendapatkan
diskon 10% saat berbelanja di Rabbani, belanja produk signatur fatin gratis CD
Fatin, belanja produk Rabbani senilai minimal Rp. 500.000,- akan mendapatkan 1
tiket konser Fatin. Well intinya many things to do and collaborate, dan mungkin
realitanya salah satu contoh yang saya tuliskan sudah dilakukan oleh Rabbani
who know?.
5. Signature Product
Keunggulan keempat
dari “Tuah” Idola Baru adalah dalam hal product inovasion dalam hal ini adalah
sang merk bisa saja mengeluarkan product khusus versi sang idola (signature product). Misalkan Rabbani
mengeluarkan produk khusus untuk dan dengan signature dari Fatin sebagai sang
brand ambasador. Nah pastinya kalo fans sesungguhnya Fatin, akan tergiur untuk
memiliki produk siganture tersebut terlebih jika limited edition, alhasil
pundi-pundi rupiah semakin bertambah. (dira.illanoor – 2013)