Tuah Fatin X-Factor




                Ngomongin X-Factor Indonesia jujur saja saya memang kurang mengikuti program yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta, namun sedikitnya saya mengetahui update mengenai program yang sudah selesai beberapa waktu lalu yang telah melahirkan seorang icon penyanyi baru “Fatin Shidqia Lubis” yang saat ini menjadi idola banyak remaja di Indonesia. Kalo ngomongin “Raising Star” tentunya dari konteks marketing, fenomena tersebut nampaknya dari dulu sampai saat ini menjadi sebuah momentum yang perlu untuk dimanfaatkan oleh para pelaku pemasaran dala upaya mengkatrol merk dan performa penjualan tentunya. Simpelnya tentunya sang raising star tengah ada dalam top of mind euforia publik yang terhipnotis oleh sosok idola baru mereka, nah kalo merk kita menggunakan jasa endorser mereka tentunya merk kita menjadi bagian dari top of mind alias ikut kekatrol karena merk kita melekat dengan sosok idola masyarakat.

                Nah dalam tulisan kali ini sebenarnya saya tertarik membahas sedikit mengenai fenomena raising star “Fatin X-Factor Indonesia” yang tengah naik daun yang menjadi brand ambasador bagi beberapa merk besar di Indonesia, kalo boleh saya sebutkan merknya diantaranya adalah Rabbani sang profesor kerudung Indonesia yang langsung menggaet sang idola untuk tanda tangan kontrak menjadi salah satu brand ambasador. Kalo ngomongin fenomena raising star dan merk tentunya nggak Cuma Fatin aja, karena realitanya juga banyak fenomena lainnya salah satunya adalah band Noah yang begitu melejit namanya bersaman dengan nama sang vokalis “ariel” yang dimana kini Noah kini menjadi brand ambasador di beberapa mek besar di Indonesia. Oke mungkin langsung saja ke point pembahasan, kita bahas bersama mengenai point-point apa saja yang bisa jadikan pembelajara, monggo dibaca gan, semoga bisa menjadi inspirasi bisnis dan semoga bermanfaat.

1.       Sigap Manfaatkan Setiap Momentum
Menyikapi fenomena “Tuah” Sang Idola Baru, kita sebagai pelaku pasar tentunya harus senantiasa sigap dalam memanfaatkan peluang, dan mungkin realitanya program pencarian bakat X-Factor yang memiliki rating tinggi ini sudah dipantau oleh beberapa pelaku pasar. Buktinya kalo boleh saya bilang, adalah Rabbani yang langsung menggandeng Fatin menjadi Brand Ambasador, sadar akan magnet sang idola yang cukup kuat khususnya di kalangan remaja menjadi alasan utama selain tentunya momentum kemunculan sang raising star yang sedang panas-panasnya. Bukti lainnya adalah Noah, sadar akan nama Noah yang sedang kenceng, khususnya diimbangi oleh sosok sang vokalis memunculkan banyak fans based di Indonesia, sehingga banyak brand-brand yang menggandeng Noah untuk melekat di benak para fans basednya. Nah intinya nggak cuma acara pencarian bakat saja, namun segala hal baik yang di televisi, social media, bahkan youtube yang juga memunculkan nama-nama raising star sinta jojo, agung hercules, dan arya wiguna kita pantau dan cari celah momentum yang dimaksudkan.

2.       Memaksimalkan Segmen Pasar “Youth”
Point kedua yang bisa disikapi adalah aspek memaksimalkan segmen pasar baru, dalam hal ini karena pendekatan study case yang digunakan adalah Rabbani maka saya asumsikan bahwa proses menggandeng Fatin sebagai brand ambasador ini juga sebagai upaya dalam rangka memaksimalkan segmen pasar yang lebih segar dalam hal ini “youth segment”, kalo dilihat fans based sang idola mayoritas didominasi oleh usia remaja dengan demikian akan sangat pas bagi Rabbani dalam mendekati dan melekat pada segmen ini melalui sosok Fatin. Terlebih Fatin yang berkerudung bisa menjadi sebuah icon yang sangat kuat bagi merk Rabbani di segmen remaja.

3.       Bangun Komunitas Dengan Hub Model
Salah satu kategori dalam community modeling yang paling sesuai dengan case ini adalah Hub Model, yang didefinisikan sebagai sebuah komunitas yang terbangun karena kekaguman anggotanya kepada sosok tertentu, yang dalam hal ini adalah Fatin. Strategi Rabbani dalam penggunaan Fatin sebagai Brand Ambasador tentunya merupakan sebuah upaya dalam mengrab komunitas yang dalam hal ini para fans Fatin, dan mendasar pada teori Hub Model Community tersebut, adalah sosok Fatin yang dijadikan tumpuan magnet sehingga otomatis merk bisa menjadi sangat dekat dengan komunitas yang mengidolakan sosok Fatin.

4.       Konversi Fans Menjadi Konsumen
Point ketiga yang menjadi keunggulan dari “Tuah” sang idola baru adalah kita bisa mengkonversi fans based sang idola menjadi konsumen, emang bisa ya? nih misalkan ketika sosok Fatin menjadi ambasador Rabbani bisa saja Rabbani dan Fatin membuat sebuah program seperti khusus membership fatin akan mendapatkan diskon 10% saat berbelanja di Rabbani, belanja produk signatur fatin gratis CD Fatin, belanja produk Rabbani senilai minimal Rp. 500.000,- akan mendapatkan 1 tiket konser Fatin. Well intinya many things to do and collaborate, dan mungkin realitanya salah satu contoh yang saya tuliskan sudah dilakukan oleh Rabbani who know?.

5.       Signature Product
Keunggulan keempat dari “Tuah” Idola Baru adalah dalam hal product inovasion dalam hal ini adalah sang merk bisa saja mengeluarkan product khusus versi sang idola (signature product). Misalkan Rabbani mengeluarkan produk khusus untuk dan dengan signature dari Fatin sebagai sang brand ambasador. Nah pastinya kalo fans sesungguhnya Fatin, akan tergiur untuk memiliki produk siganture tersebut terlebih jika limited edition, alhasil pundi-pundi rupiah semakin bertambah. (dira.illanoor – 2013)

Postingan Populer