IRT dan Bisnis Onlinenya
sumber gambar : http://www.ilovesbd.com/wp-content/uploads/2014/04/making-money-from-home-online.jpg
Adanya
digitalisasi media digital seperti internet dan social media sebagai platform
bisnis nampaknya memang sudah menjadi magnet bagi para pelaku bisnis, baik
pelaku bisnis konvensional yang mentranformasi bisnisnya menjadi online hingga
startup business yang pintar dalam melihat peluang tersebut untuk mengembangkan
bisnis melalui media online, dan tidak sedikit diantaranya banyak yang berhasil
menjalankan bisnis online hingga bisa meraup omzet jutaan rupiah setiap
bulannya. Nah menariknya adalah salah satu pelaku bisnis online ini banyak juga
yang dari kalangan IRT (ibu rumah tangga),
salah satunya adalah istri saya yang sudah beberapa bulan belakangan ini turut
nyemplung menjadi pelaku bisnis online menjual pakaian dan tas wanita hingga
baju bayi, dan keuntungan yang dihasilkan setiap bulannya walaupun belum
mencapai angka jutaan namun bisa dibilang lumayan loh.
Balik ke
pembahasan mengenai fenomena dari banyaknya pelaku bisnis online yang salah
satunya dari kalangan IRT, digitalisasi media digital yang dijadikan platform
untuk berbisnis online tentunya menjadi stimuli utama dari kemunculan fenomena
ini, pertanyaannya adalah kenapa kalangan IRT tertarik nyemplung ke bisnis
online yah? Berdasarkan pengamatan pribadi dari beberapa teman dan kerabat beberapa
dari mereka pada awalnya memulai bisnis online lebih pada “mencari kesibukan dibandingkan mencari keuntungan (penghasilan)” karena biasanya kalangan ini lebih didominasi
oleh para ibu yang memilih dirumah mengurus rumah dan anak dibandingkan
bekerja. Nah menariknya di dalam prosesnya banyak dari mereka yang pada
akhirnya menjadikan bisnis online ini sebagai “pekerjaan sambilan yang
menguntungkan” dibalik profesi mereka sebagai IRT, ya mungkin karena
keberhasilan mereka dalam membangun bisnis, networking, dan yang terpenting
penghasilan besar sehingga kalo nggak dijalankan secara serius nampaknya akan
jadi “mubazir”.
Faktor simple
pada dasarnya menjadi alasan utama bagi mereka untuk nyemplung ke bisnis
online, kenapa tidak? para ibu-ibu khususnya urban family yang sudah dilengkapi
dengan gadget canggih dan akses internet ini, dan kalo emang niat bisnis online
pribahasanya tinggal beli barang di pasar baru di foto terus di share deh lewat
digital media, selanjutnya tinggal nunggu orderan, transaksi, kirim barang pake
jasa paket, nah cepat dan mudah dilakukan bukan? Aspek yang menjadi advantage bagi mereka sebagai pelaku
bisnis online adalah relasi yang sudah dibangun sejak dulu baik melalui media
online atau konvensional yang bisa dikonversi menjadi channel penjualan yang
sangat efektif dan efisien, dan biasanya pada awal menjalankan bisnis online revenue stream paling besar dihasilkan
melalui first circle (keluarga) and
second circle (teman), baru
berkembang ke third circle (temannya
teman). Anda termasuk sebagai para ibu yang tertarik berbisnis online?
Mungkin tulisan ini layak untuk dibaca, monggo semoga menginspirasi.
1. Digitalization Make It Possible
Sebelumnya hal pertama yang akan dibahas adalah
mengenai digitalisasi media digital sebagai platform bisnis yang sedikit
banyaknya sudah mendorong perkembangan pelaku bisnis rumahan berbasis media
digital (online business), khususnya
di kalangan perempuan tidak terkecuali ibu rumah tangga didalamnya. Kenapa?
Selain tentunya fact in number
mengenai internet dan social media
user di Indonesia yang sangat menggiurkan, saya nilai digitalisasi digital
media ini memberikan kemudahan ruang bagi siapapun untuk menjalankan bisnis
online. Nah saya pribadi menilainya dari 3 aspek yakni cost, flexibility,
dan process,
dimana cost mewakili digital media memberikan peluang pasar yang sangat besar dibalik
biaya yang sangat murah yang bahkan memungkinkan bagi kita membangun jaringan
reseller secara online, hal ini tentunya berbeda dengan media konvensional yang
masih membutuhkan biaya sangat tinggi. Flexibility mewakili kemudahan dalam hal
waktu dan pengerjaan, contoh paling sederhana adalah istri saya yang masih bisa
melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga di sela-sela kesibukannya ngurusin
bisnis onlinennya. Process disini mewakili kemudahan dalam berjualan maupun
bertransaksi, seperti barang yang mau dijual tinggal di foto lalu di upload
atau di blast, proses pembayaran melalui transfer bank atau bahkan C.O.D,
hingga proses pengiriman barang melalui jasa pengiriman paket, nah simple kan.
2. Learn A to Z
Point kedua yang menjadi perhatian bagi para ibu yang
mau berbisnis online adalah Learn your business from A to Z, dimana dalam hal
ini adalah proses dimana kita mempelajari, memahami, dan dan menguasai bisnis
kita dari hulu hingga ke hilir mau itu cuma jualin produk jadi (reseller) atau jual produk sendiri. Hal
yang paling dasar perlu kita ketahui pada saat berbisnis adalah produk seperti
apa yang mau dijual, siapa konsumen kita, siapa pesaing kita, bagaimana cara
mendistribusikan atau jual produk kita lewat media digital. Sederhananya jika
kita ingin menjalankan sebuah bisnis kita harus mengetahui point A – Z dari bisnis
kita mulai dari tataran konsep, hingga ke tahap eksekusi (produksi, distribusi, penjualan). Seperti apa yang istri saya lakukan
yang “blusukan” mencari vendor bahan
baku hingga vendor produksi, yang dimana mau tidak mau proses ini memang harus dilalui
karena hal ini merupakan bagian dari proses bisnis itu sendiri.
3. Consistence First Not Profit
Point ketiga yang dibahas selanjutnya adalah mengenai
konsistensi dalam menjalankan bisnis yang dikembangkan. Seperti diketahui
digitalisasi media digital sebagai platform bisnis menawarkan peluang yang
sangat menggiurkan, sehingga banyak yang memberanikan diri nyemplung kedalam
pusaran bisnis online tergiur akan keuntungan yang besar. Nah dari apa yang
saya pelajari keuntungan memang menjadi tujuan kita pada akhirnya, namun jangan
jadikan keuntungan sebagai fokus utama di awal keberangkatan kita membangun fondasi
bisnis online, karena akan lebih baik di awal proses membangun bisnis online
kita lebih fokus pada konsistensi dalam menjalankannya.
4. Learn From Every Mistaken
Sebuah quotes mengenai “good business person always learn from the mistaken made on past”
mungkin ada benarnya juga yah, dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya nggak
selalu lancar dalam artian pasti ada saja hambatan yang perlu kita hadapi.
Point ini tentunya mengajarkan kita untuk menjadikan sebuah kesalahan yang kita
lakukan atau kita hadapi sebagai media bagi kita untuk melakukan evaluasi untuk
memperbaiki sehingga hal tersebut tidak terulang untuk kedepannya, seperti apa
yang sudah dilalui oleh istri saya yang dalam prosesnya menemukan
ketidaksesuaian dalam pemilihan vendor, mulai dari hasil yang kurang sesuai
hingga proses produksi yang molor dari waktu yang sudah ditentukan, namun
itulah proses yang dapat menjadikan kita lebih baik dalam berbisnis khususnya
dalam mencari satu vendor.
5. Process Will Show The Way It Self
Nah point terakhir adalah kunci dari bisnis itu sendiri
adalah “process will show the way it self”
dimana konsistensi yang kita jalankan dalam proses membangun bisnis online
dengan sendirinya akan menemukan jalannya, konsistensi tadi tentunya akan
membukan jalan bagi kita dalam mengembangkan bisnis kita, karena dalam proses
tersebut kita akan menemukan hal-hal yang kadang tidak terduga, dan kadang
proses tersebut akan membuka “sesuatu hal” yang belum tentu akan kita ketahui atau
belum kepikiran sama sekali di awal kita membangun bisnis . (dira.illanoor –
juni 2014)
Komentar
Posting Komentar