Digital Government di Era 2.0
sumber gambar : http://pbs.twimg.com/media/BNXac9ICcAAf_wT.jpg:large
Kalo ngomongin
Digital Government saat ini mungkin bagi sebagian orang bukalah hal yang asing
karena saya yakin beberapa diantara kita juga mengikuti perkembangan digital
media (internet dan social media) sebagai
powerfull media dalam bisnis, branding, hingga social movement. Sebagai contoh
sebut saja bagaimana presiden Barack Obama dengan campaign #YesWeCan yang sangat viral di social media berhasil mengantarkan
dirinya menjadi Presiden kulit hitam Amerika Serikat pertama, di skala lokal juga
seperti kita ketahui @ridwankamil bersama para relawan #BdgJuara berhasil membuktikan sebagai pemimpin yang murni dipilih
oleh warga karena sosok, visi, dan misi yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
kota Bandung tercinta.
Digital
Government dalam tulisan kali ini bukan sekedar mengenai aplikasikan Goverment
yang “goes online” (website) atau “paperless” (email) saja, namun
lebih jauh sesuai dengan judul yang saya angkat Digital Government 2.0
merupakan pandangan pribadi saya mengenai “bagaimana sebuah pemerintahan memanfaatkan
media online khususnya social media sebagai media komunikasi baik dalam
berinteraksi hingga menyampaikan kebijakan-kebijakan publik”. Sebagai
salah satu warga bandung di dunia nyata maupun digital (netizen) tentunya sosok ridwan kamil yang akan saya angkat dalam
tulisan kali ini, dalam hal ini bagaimana beliau memaksimalkan social media
sebagai media komunikasi dengan warganya. Sebelumnya tulisan ini tidak dimaksudkan
untuk diskreditkan seseorang, namun lebih pada pengamatan
pribadi saja sebagai digital enthusiast
yang menilai fenomena ini bisa menjadi sebuah tulisan yang menarik dan mudah-mudahan
bisa menginspirasi. Monggo dibaca gan!
1. Komunikasi Dua Arah
Salah satu
karakteristik social media adalah sifatnya yang dua arah (two ways communication) yang memungkinkan terjadinya interaksi
secara langsung diantara pemilik account social media dengan fans maupun
followersnya, mungkin inilah yang menyebabkan social media dinilai lebih “humanis” dibandingkan media-media
konvensional lainnya yang sifatnya lebih satu arah (one ways communication). Dengan demikian komunikasi dua arah yang
terjalin diantara ridwan kamil dengan followersnya yang mayoritas merupakan
warga Bandung melalui jejaring social media facebook maupun twitter menurut saya
pribadi merupakan sebuah terobosan dalam merubah stigma mengenai sulitnya menjalin
interaksi secara langsung dengan sosok penting di pemerintahan, dengan adanya
social media kini warga Bandung bisa “secara langsung” berinteraksi dengan sang
walikota terpilih sekedar bertanya, mengutarakan pendapat, menyampaikan
komplain, atau apapun itu.
2. Lebih Dekat Lebih Memiliki
Dengan
terjalinnya komunikasi dua arah yang “humanis”
tentunya membangun kondisi tidak ada jarak diantara walikota dan warganya,
dengan demikian kondisi ini saya nilai dapat membangun rasa saling memiliki
karena kedekatan emosional yang dibangun melalui sebuah perbincangan (conversation), walaupun dalam
aplikasinya kadang timeline beliau dibanjiri mention-mention yang cukup
menggelitik dan mengundang tawa, namun kembali itulah mungkin sisi “humanisnya” warga bandung khususnya anak
mudanya yang dinilai kreatif ingin lebih dekat dengan sosok pemimpin yang sudah
dipilihnya. Upaya pendekatan “humanis” melalui account social media ini saya
nilai tidak hanya diterapkan dalam ranah pribadi sang walikota saja namun juga
dalam ranah struktural secara pemerintahan, diantaranya dengan dikembangkannya
account-account social media yang merepresentasikan beberapa bidang kerja pemerintahan
di kota Bandung, seperti diantaranya adalah @Satpolppbdg, @DISBUDPAR_BDG,
@DiskominfoBdg yang dimana kehadiran account tersebut juga menjadikan proses
penyampaian informasi dari masyarakat kepada dinas terkait khususnya bisa lebih
cepat ditanggapi.
3. Libatkan Audience (Citizen Journalism &
User Generated Content)
Percepatan
informasi yang disediakan oleh social media merupakan sisi lain yang juga
menarik untuk dibahas, karena seperti kita ketahui bersama social media juga
menjadi bagian dari hadirnya citizen
journalism dimana masyarakat (netizen)
bisa secara aktif menjadi jurnalis menginformasikan sesuatu hal yang terjadi
kepada khalayak. @infobdg merupakan sebuah account media informasi yang
menunjukan kekuatan citizen journalism
dengan melibatkan warga Bandung untuk berbagi informasi kepada mengenai lalu
lintas #lalinBDG, event #eventBDG, cuaca #cuacaBDG, hingga informasi-informasi
lainnya #infoBDG. Hampir sama dengan @infobdg, account pribadi sang walikota
juga seringkali dibanjiri dengan mention-mention dari warganya yang pada
dasarnya berisi mengenai konten informasi (update,
komplain, laporan, dll) mengenai kondisi kota Bandung, sebagai contoh
diantaranya laporan warga mengenai kerusakan jalan hingga papa billboard yang
akan roboh di salah satu sudut kota Bandung. Ridwan Kamil juga banyak
melibaktan audience dalam beberapa hal lainnya, sebagai contoh beberapa waktu
lalu beliau sempat mengadakan sayembara untuk memberi nama kepada Bus sejenis double decker yang akan dijadikan
sebagai salah satu icon pariwisata city tour di kota Bandung, dimana sayembara
ini mengaja seluruh warga Bandung untuk berkontribusi mengirimkan ide nama bus
tersebut dengan iming-iming hadiah gadget, apa yang terjadi? tentunya hal ini
mengundang partisipasi masyarakat (netizen)
untuk memberikan ide nama baik melalui account social media twitter atau
facebook, hingga akhirnya terpilihlan nama BANDROS
(Bandung Tour On The Bus) yang dimana
diresmikan bersamaan dengan moment perayaan tahun baru 2014.
4. Viral & Trending Topics
Beberapa waktu
lalu (tepatnya hari kamis) saya
menemukan bahkan mengcapture dan mention kepada Ridwan Kamil mengenai hastag #KamisInggris yang menjadi trending topic worldwide saat itu,
memang hal tersebut tidak dapat membuktikan sepenuhnya bahwa warga Bandung pada
hari itu berbahasa inggris, namun di satu sisi menurut saya pribadi hal
tersebut bisa menjadi sebuah indikator mengenai bagaimana sebuah kebijakan
pemerintah (campaign) yang
disampaikan melalui social media ini bisa menjadi viral dimasyarakat (netizen), karena memang pada dasarnya
salah satu karakteristik social media adalah sifatnya yang viral dengan
demikian hastag (#) campaign bisa dibilang sebagai senjata utama dalam
menciptakan viral di social media.
5. Mendorong Partisipasi Masyarakat
Viral bukan
hanya sekedar viral saja, namun jika diperhatikan secara seksama hastag (#)
sebuah campaign secara tidak langsung bisa mendorong masyarakat (netizen) untuk aktif turut berpartisipasi
melalui berbagai cara (hanya sekedar retweet,
mention hingga terbangun perbincangan, merekomendasikan pada rekannya, bahkan
lebih jauh mereka terdorong untuk bergerak). Pada dasarnya apa yang ingin
saya sampaikan di point ini adalah sebuah campaign tidak hanya bisa menciptakan
viral saja, namun lebih jauh bisa menghasilkan conversation bahkan partisipasi dari
masyarakat (netizen) itu sendiri. Contoh
sederhana adalah program #SejutaBiopori
yang digagas bisa mendorong partisipasi masyarakat untuk turut berpartisipasi
membuat sumur biopori di lingkungan rumahnya, karena tidak jarang banyak warga
yang mention mengirimkan foto diri atau warga dilingkungannya yang sedang
membuat sumur biopori (terlepas dari
motif pengiriman foto tersebut). Selain itu #ReboNyunda yang digagas beliau dimana disetiap hari rabu warga Bandung
dihimbau untuk menggunakan iket dan bahasa sunda tidak hanya menjadi
perbincangan saja namun juga bisa mendorong partisipasi masyarakat.
Nah
mungkin itu hanya sedikit pendapat pribadi menanggapi fenomena yang terjadi di
social media, mengenai bagaimana perkembangan social media yang pada awal
mulanya diperuntukan untuk jaringan pertemanan pribadi yang “berevolusi” berkembang
menjadi sebuah media powerfull dan impactfull dalam membangun bisnis (penjualan), brand (community development), personal brand, social movement, news
portal (media), campaign, hingga
Digital Government 2.0 yang kesemuanya saya nilai terjadi dari perubahan
kebiasaan (behavior) masyarakat
dengan adanya perkembangan teknologi informasi itu sendiri yang turut merubah
fungsi utamanya, menarik bukan? (2014) @justdira