7 Ancaman Pebisnis Online



Ngomongin online nih guys, memang media ini sangat berjasa banget dalam kemunculan sistem bisnis baru dan era kebangkitan startup business yang memanfaatkan online media sebagai channel promosi dan penjualan. Nah itu impact positif yang dihasilkan tentunya bagaimana dengan impact negatifnya ada tidak yah khususnya dalam hal jual beli online? ada tentunya karena saya selalu berlandaskan bahwa segala sesuatu itu bagaikan dua sisi mata uang ada pro ada kontra dan ada negatif juga positifnya.

Begitupun dalam tulisan kali ini, saya ingin membahas mengenai hal-hal yang perlu untuk diperhatikan oleh para pelaku bisnis online khususnya para startup dalam menghadapi 5 ancaman isu negatif saat berbisnis online, karena dalam realitanya para pelaku bisnis saya kira akan menghadapi 5 ancaman tersebut baik diawal kemunculannya bahkan pada saat sedang on top performance. Mungkin dalam tulisan ini setiap 5 isu yang dimaksud tidak dibahas secara mendalam, namun saya kira tulisan ini cukup memberikan masukan mengenai apa ancamannya dan bagaimana solusi untuk menghadapinya.

1.       Serigala Berbulu Domba
Ancaman pertama yang perlu diwaspadai oleh para pelaku bisnis online adalah “penipu berkedok musang” yang biasanya suka berkeliaran cari korban dengan memanfaatkan forum-forum jual beli yang sudah ada. Beberapa kali saya mendapatkan cerita teman saya yang kena penipuan “sang musang berkedok” pada saat melakukan jual beli online, bagaimana? rata-rata sih udah trasfer sejumlah uang cuma sayangnya barang yang dipesan tidak kunjung tiba. Kenapa dibilang ancaman bagi pebisnis online? soalnya kasus-kasus seperti itu membuat konsumen kita menjadi khawatir atau muncul ketakutan akan kena tipu, jangankan yang sudah kena tipu orang yang baru akan melakukan jual beli online saja bisa berubah pikiran jika mendengar cerita temannya yang kena tipu gara-gara jual beli online. Bagaimana solusinya? jawabannya adalah trust dan kredibilitas, dimana salah satunya kita bisa menggunakan testimonial konsumen yang sudah menjadi pembeli sebagai bukti bahwa kita penjual yang baik dan bertanggung jawab.

2.       Un-Educated Costumer
Konsumen yang kurang teredukasi dengan baik mengenai jual beli online menjadi point kedua dalam pembahasan kali ini, nah seperti kita ketahui sebelum munculnya e-comerce ini konsumen kebanyakan membeli produk itu secara langsung, dalam arti dateng ke toko liat barangnya langsung, di coba, kalo cocok dengan harga yang di bungkus. Hal tersebut kini berubah ketika adanya media internet dan teknologi pendukung yang merubah perilaku konsumen (lazy costumer). Banyak orang memilih membeli online karena dinilai lebih murah, parktis, dan variannya lebih banyak, dan hal ini berbanding lurus dengan banyaknya startup bisnis online. Nah masalahnya kadang ada konsumen yang belum mengerti (well educate) mengenai bagaimana cara melakukan jual beli online yang baik, yang ada bisa jadi mereka ketipu karena tidak paham atau bahkan mempermasalahkan sesuatu hal yang sebenarnya bukan masalah, cuma karena nggak ngerti ya jadi masalah. Solusinya tuliskan sedetail mungkin mengenai regulasi atau sistem jual beli di blog, atau website, kalo perlu ada YM untuk costumer service, begitupun social media Facebook & Twitter manfaatkan untuk edukasi ke konsumen supaya lebih mengerti.

3.       Delayed Shippment
Hal classic yang sebenarnya masalah kecil, cuma kalo didiemin bisa jadi masalah gede khususnya kalo konsumen udah komplain wah bisa-bisa jadi isu negatif yang viral makin berabe deh. Masalah ini biasanya hubungannya sama vendor shippment (jasa paket) yang kadang bermasalah dalam hal pengiriman barang karena faktor-faktor teknis. Solusinya bagaimana? tentunya kita harus memberikan informasi yang jelas kepada konsumen bahwa barang kita sudah dikirim dengan jasa pengiriman paket tertentu, dan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari, nah jangan lupa biasanya kita diberikan no resi oleh jasa pengiriman paket tersebut, no resi itu bisa diberikan sebagai bukti sekaligus konsumen bisa mengeceknya langsung sudah sejauh mana sih barang pesenan mereka.

4.       Barang Tidak Sesuai Dengan Harapan
Nah ini juga perlu diperhatikan dengan baik, kalo suka ada konsumen yang komplain setelah menerima barang yang dipesan, misalk ukuran, warna, bentuk, atau apapun wong namanya konsumen hal kecil pun bisa menjadi masalah besar kalo mereka merasa nggak puas. Kita harus paham kalo konsumen dulu terbiasa melihat dan mencoba barang yang akan dibeli sebelum dibeli, begitu ada media online semuanya berubah kini konsumen hanya bisa melihat saja, lalu bagaimana antisipasi masalah ini? pertama barang yang kita display harus sama dengan yang dijual amannya sih kita foto langsung produknya, kedua informasi produknya harus detail se detail-detailnya, cantumkan ukuran, bentuk, warna, bahan, motif, apapun itu supaya konsumen jelas dan pastikan mereka paham misalkan lewat email, sms, telepon, atau tweet jelaskan “mba sudah tahu kan yah kalo produk kita itu bahanya begini”.

5.       Plagiat
Kalo yang satu ini nampaknya memang sudah menjadi penyakit di hampir semua bisnis, nggak cuma online bahkan offline juga banyak yang menjadi korban plagiat. Memang sih sangat susah memerangi yang satu ini, karena perlu campur tangan pihak berwenang dalam menerapkan aturan yang ketat mengenai plagiat juga perlunya kesadaran dari para plagiat yang merugikan pelaku bisnis dan konsumen. Kalo ngomongin plagiat di bisnis online bagaimana cara mengatasinya, solusinya bisa dengan inovasi dalam artian terus mengeluarkan inovasi produk yang baru supaya menjadi trend center dan pionir, karena memang sulit mengatasi plagiatisme makanya jika produk kita selalu berinovasi dan menjadi pionir setidaknya bisa membangun persepsi di benak konsumen setiap produk kita selalu inovatif dan terdepan.

6.       Un-Registered Reseller
Pebisnis online harus waspada juga dengan un-registered reseller alias reseller yang tidak terdaftar secara resmi, dalam hal ini “mereka” menjual barang kita kepada konsumen yang mengakunya sebagai “reseller”, Koq bisa? namanya juga digital age dimana informasi sangat bebas di akses oleh siapapun, dalam hal ini informasi produk kita bisa aja di copas (misalkan foto produk) terus mereka upload di blog atau social media, intinya kalo ada yang beli “mereka” akan beli ke kita lalu dijual kembali dengan harga mungkin yang tidak sesuai dengan standar yang sudah dibuat untuk reseller, nah kalo sudah komplain kan menjadi masalah besar buat kita karena image bisnis kita jadi jelek dimata konsumen. How to solve it? ada baiknya secara berkala kita edukasi konsumen mengenai reseller-reseller resmi dari bisnis kita, dan perlunya waspada mengenai reseller gadungan yang berkeliaran, selain itu kalo ada masalah dengan konsumen pastikan diselesaikan masalahnya dengan klarifikasi A.S.A.P.

7.       Black Campaign

Nah ini yang paling ngeri alias paling horor bagi pelaku bisnis online, kadang ada mungkin pesaing bisnis yang kurang suka dengan kesuksesan kita dan bersaing dengan cara yang kurang sportif atau konsumen yang saking kecewannya memperbesar dan memperpanjang masalah dengan komplain (sampe rame tweet war) yang tidak berkesudahan padahal kita sudah klarifikasi, nah loh gimana solusinya? well namanya bisnis pastinya nggak ada yang running smooth, hal-hal seperi itu sudah pasti akan terjadi solusi satu-satunya yah costumer servicenya harus berjalan baik dalam arti cepat klarifikasi setiap masalah, dan percaya akan satu hal kalo konsumen kita sudah loyal pasti nggak akan mudah terpengaruh isu-isu negatif kayak gitu deh, percaya deh. (dira.illanoor – 2013)

Postingan Populer