Riset Milyaran v.s Riset “Gratisan”
Kenapa sih riset selalu menjadi
perbincangan semua orang di jagat bisnis? heran emang si riset itu hebat banget
yah sampe-sampe selalu dijadikan senjata pamungkas untuk menjadi kunci
kemenangan dari persaingan? siapa ya kira-kira yang pertamakali nemuin si
riset? He4, lebay yah. Nah balik ngomongin riset nih memang benar riset bisa
dibilang segalanya dalam sebuah bisnis atau apapun itu, karena melalui riset
kita bisa mengumpulkan data dan fakta di lapangan untuk selanjutnya di olah sebagai
bagan pertimbangan utama di setiap proses pengambilan keputusan.
Ngomongin
riset pastinya bukan perkara yang mudah dan murah, untuk sebuah brand atau
perusahaan besar riset merupakan salah satu aktifitas yang menjadi keharusan
walaupun menghabisakan biaya yang tidak sedikit tentunya. Namun demi untuk
sekumpulan data aktual dan akurat di lapangan yang memiliki dampak besar
terhadap sebuah brand atau perusahaan, biaya besar nampaknya tidak menjadi
permasalahan utama.
Dalam
tulisan sebelumnya saya pernah membahas mengenai riset “Spionase Konvensional vs 3.0”
mengenai bagaimana memaksimalkan riset melalui aktifitas offline dan
online, nah terinspirasi dari sebuah buku yang saya baca saya ingin sedikit
membahas mengenai riset dalam perspektif bisinis yang nggak melulu ngomongin
duit, proses yang ribet, namun ternyata bisa dilakukan dengan upaya yang
sederhana bahkan “gratisan”, nah biar
nggak salah persepsi gratisan disini bukan berarti nggak ngeluarin duit sama
sekali yah, memang benar untuk beberapa kondisi mungkin bisa murni gratisan
namun untuk beberapa kondisi lainnya “gratisan” disini diartikan sebagai sebuah
kondisi yang membutuhkan biaya minim alias murah banget.
1.
Riset
Nggak Selalu Ribet (make it simple)
Banyak orang
yang sudah males duluan kalo dihadapkan sama yang namanya riset karena stigma
yang melekat riset sudah pasti berurusan dengan yang namanya sekumpulan angka,
memang bener sih kadang aktifitas riset menghasilkan sekumpulan angka yang
selanjutnya kita olah menjadi data, cuma riset nggak memulu selalu ribet apa lagi
berhubungan dengan angka koq, bahkan bagi pelaku bisnis riset bisa dilakukan
dengan konsep D.I.Y (do it yourself).
Misalkan sebut saja kita mau bisnis kuliner (mau buka café resto), apa riset yang bisa kita lakukan misalkan
kita cukup datang ke sebuah café atau resto yang dinilai bisa dijadikan contoh
sukses, disana tentunya selain mencoba beberapa menu kita bisa sekalian
melakukan aktifitas riset (misalkan : cek
daftar menu dan harga, observasi environment disana, ngobrol sama pelayan,
ngobrol sama kasir, bahkan ngobrol sama konsumen yang kebetulan ada di sana).
Make it simple disini diringkas kedalam 4 aspek yang mudah untuk diaplikasikan,
yakni lihat, dengar, catat, dan bandingkan.
2.
Riset
Nggak Memulu Duit (make it cheap)
Wah kalo mau
riset kayaknya butuh biaya yang besar nih, belom buat orang yang ngerisetnya,
foto copy form riset, belum untuk ngolahnya nanti, itulah stigma yang pasti
muncul pertamakali. Padahal kalo ngomongin riset nggak melulu soal duit koq, dengan
konsep do it your self tadi kita bisa melakukan riset ini sendiri, dan yang
terpenting don’t make it looks hard. Kalo pun memang biaya menjadi kendala, yang
gampangnya kita manfaatkan semua potensi yang kita miliki, nah apalagi dengan
adanya online yang memungkinkan adanya konsep riset murah, sebagai contoh form
riset tadi jadi kendala tinggal pake google docs kita buat serangkaian
pertanyaan, lalu linknya di share deh di twitter ke temen-temen untuk isi atau
biar menarik modal dikit misal yang sudah partisipasi namanya akan diundi untuk
dapetin hadiah t-shirt. Intinya sih selalu ada jalan buat kita yang mau
berusaha, kalo memang terkendala satu hal mungkin kita bisa coba ganti persepsi
kita dan mencoba hal lain yang belum terpikirkan sebelumnya.
3.
Riset
Milyaran v.s Riset “Gratisan”
Nah apa yang
dimaksud dengan riset milyaran v.s gratisan? oke berdasarkan buku yang saya
baca “istilah riset milyaran” itu
saya coba terjemahkan kedalam serangkaian aktfitas riset pelaku bisnis untuk
bersaing dengan kompetitor yang tentunya membutuhkan alokasi financial untuk
menjalankannya. Untuk bersaing ternyata nggak memerlukan serangkaian riset yang
membutuhkan waktu dan biaya yang besar koq, makana melalui “riset gratisan” ini
konteks riset diibaratkan A.T.M (amati
tiru dan modifikasi), untuk bisa bersaing dalam bisnis terkadang kita juga
harus melakukan hal tersebut, mulai dari mengamati apa yang dilakukan oleh
pesaing, meniru apa yang dilakukan oleh pesaing namun tentunya kita tidak hanya
meniru saja namun juga memodifikasinya menjadi lebih baik dari apa yang
dilakukan pesaing. (dira.illanoor – 2013)
Komentar
Posting Komentar