Bisnis Adu “Fungsi” v.s Bisnis Adu “Kecerdasan”
sumber gambar :
Gaya yah judulnya,
sampai-sampai kalo baca judulnya langsung mikir emang ada yah bisnis yang adu
fungsi lawan adu kecerdasan? buat para pelaku bisnis kira-kira kalian sedang
adu “fungsi” atau adu “kecerdasan”? oke sebenarnya adu “fungsi” dan adu “kecerdasan” hanya sebuah perumpamaan saja, bahwa dalam realita
bisnis di lapangan banyak pelaku bisnis yang lebih cenderung sibuk beradu “fungsi”, namun juga tidak sedikir para
pelaku bisnis yang melakukan adu “kecerdasan”.
Nah melalui tulisan ini sebenarnya saya hanya sedikit berbagi saja
mengenai bisnis yang mengandalkan adu
“fungsi” dengan bisnis yang mengandalkan adu “kecerdasan”, tentunya masing-masing memiliki pembahasan yang
berbeda sehingga menarik untuk dibahas.
1. Adu Fungsi = Bisnis Komoditi
Oke pertama
adalah adu “fungsi”, yang dimaksud
dengan bisnis adu “fungsi” sebenarnya
sangat sederhana dalam hal ini para pelaku bisnis hanya bersaing dengan fokus
menjual fungsi utama dari produk yang dijualnya tersebut mau itu barang ataupun
jasa. Misalkan sebuah produk donat yang dijual dibeli oleh seorang konsumen untuk
“mengenyangkan” perutnya yang lapar
atau konsumen tersebut membelinya karena donat tersebut “enak”, sehingga tidak ada kebutuhan lainnya yang dicari oleh
konsumen tersebut.
Persoalan akan
berbeda ketika seorang konsumen membeli produk donat J.Co di sebuah mall, nah
yang dibeli oleh konsumen tersebut bukan hanya sekedar fungsi donatnya yang “mengenyangkan”atau “enak”, namun dibalik semua itu seseorang membelinya karena
serangkaian nilai yang ada pada merk
J.Co itu sendiri. Seorang konsumen membeli donut J.Co mungkin karena
emotional experience yang ditawarkan, mungkin karena varian rasa donatnya, bisa
jadi karena bundling donat dengan capucino, bisa karena pelayananan dari sang
pelayannya yang sigap dan ramah, bisa jadi karena akses wifi gratis, any many
more, namun intinya adalah selain fungsi terdapat value lainnya yang akan
menjadi pertimbangan konsumen tersebut dalam membeli produk kita.
Balik lagi ke
adu “fungsi”, kalo produk bisnis kita
hanya beradu “fungsi” saja maka akan
menjadikan produk kita sebagai produk “komoditas”,
kenapa? karena secara tidak langsung persaingan adu “fungsi” tersebut memaksa kita untuk menjadi sama dengan produk lainnya
atau bahkan kebanyakan, menjadikan produk kita bisa saja atau sama dengan yang
lain. Nah kalo sudah begini apa yang akan terjadi? pertama tentunya produk kita
akan sulit bersaing dengan produk serupa, kedua persaingan akan bisnis menjadi
fokus pada persaingan harga dalam hal ini produk komoditas kemungkinan akan
bersaing di masalah harga, siapa yang paling murah itu yang kemungkinan dipilih
oleh konsumen, wong rasa dan fungsinya sama, so ngapain saya harus bayar lebih
mahal, setuju dan bisa dimengerti kan?
2. Adu Kecerdasan = Bisnis Value
Sekarang kita
akan masuk kepembahasan berikutnya mengenai bisnis yang mengandalkan adu
kecerdasan, dan sebelum dimulai tentunya akan muncul sebuah pertanyaan besar
mengenai kenapa saya harus bisnis mengandalkan “adu kecerdasan”? saya akan coba jawab yah, he4 hal pertama yang
paling mendasari pertanyaan tersebut adalah karena :
ü
Konsumen yang semakin pintar memilih, kini
konsumen nggak cuma cari fungsi tapi juga cari value apa yang bisa kita kasih
sama mereka, karena mereka bakalan rela spending uang lebih untuk membeli nilai
value yang kita jual kok.
ü
Pesaing bisnis nggak cuma satu, dua, atau tiga
namun puluhan bahkan ratusan, dengan demikian untuk bisa bersaing dengan para
pesaing untuk mendapatkan hati konsumen ya kita harus bersaing menggunakan
kecerdasan. “it’s to many noise between you and your costumer, so you have to use
your intellegent to reach your costumer”
ü
Kecerdasan yang kita kemas dalam serangkaian
value, akan menjadi pembeda diantara produk kita dengan produk lainnya, yang
dimana value tersebut bisa menjadikan produk atau bisnis kita superior bahkan
bisa menjadi market leader.
Nah itu tadi
mengenai 3 alasan utama yang mendasari mengapa kita harus bisnis adu “kecerdasan”, selanjutnya bagaimana cara
kita beradu kecerdasan? tentunya akan ada banyak cara yang tidak mungkin saya
jelaskan melalui tulisan ini satu persatu karena bisa-bisa abisin satu buku
lagi, he4. Nah intinya kan tadi sudah sama-sama kita bahas kuncinya adalah
value, how to create? sederhananya kita mengenal teori 4P atau 6P, product,
price, place, promotion, people, and process nah melalui 6 faktor itulah kita
bisa mecreate kecerdasan dalam bentuk value.
Sebagai contoh
keripik Maicih yang menciptakan tingkat level kepedasan produknya #product, dan metode penjualan reseller
ala jenderal #place dan promo lewat social media #promotion yang berhasil menjadikan
kudapan keripik singkong pedas menjadi berbeda dari keripik singkong biasa. Ada
juga yang namanya Bandung Taxi Bike, sensasi naik ojek se-esklusif taksi yang
mengemas armada Vespa LX yang di branding total #product, memberikan service tisu basah, permen, jas hujan khusus
konsumen #process, dan menyediakan
supir yang professional dan handal #people.
Intinya banyak hal yang bisa kita kembangkan dari ke 6 faktor tersebut sehingga
bisa menjadi value lebih untuk bersaing secara cerdas, disini penting juga bagi
kita untuk mengetahui nilai uniqeness dari bisnis atau produk yang akan kita
jual. (dira.illanoor – 2013)
Komentar
Posting Komentar