3 Pilihan Dalam Bisnis




                Ada yang sudah bosan menjadi karyawan? atau ada yang memiliki keinginan berbisnis? nah sedikit ngobrolin bisnis nih, terkadang keinginan berbisnis seseorang terhambat oleh harus terhambat oleh barrier yang ada pada dirinya sendiri, biasanya ketakutan akan gagal karena tidak memiliki pengalaman atau terjebak dalam tataran konsep bisnis, yang padahal initi dari bisnis itu sendiri adalah action. Kenapa? karena kalo belom di mulai mana kita bisa tahu bisnis tersebut akan berhasil atau tidak, bagaimana kita bisa tahu konsep yang kita buat itu berhasil atau tidak, setuju? balik ngobrolin bisnis sedikit sharring walaupun saya pribadi belum memiliki pengalaman di bisnis, he4 yang saya tahu intinya bisnis itu memiliki 3 pilihan, yang dimana masing-masing pilihan tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, nah apa saja pilihan itu? monggo dibaca semoga bisa memebrikan sedikit inspirasi.

1.       Pilihan 1# Follow The Trend
Nah untuk pilihan pertama ini saya nilai lebih cocok untuk pemula yang sama sekali belum memiliki pengalaman dalam berbisnis namun memiliki keinginan untuk mulai berbisnis. Pilihan pertama adalah “follow the trend” atau dalam hal ini adalah kita mengikuti trend pasar yang baru saja terbentuk atau sudah lama tebentuk, misalkan di awal kemunculan keripik singkong pedas maicih, tidak lama dari momentum kesuksesannya banyak bermunculan “follower” dengan berbagai macam merk pelaku bisnis serupa yang memanfaatkan trend yang tengah di bangun pasar saat itu. Beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan untuk pilihan ini adalah ketika sebuah bisnis menjadi sudah trend memang kecenderungan konsumen untuk menjadi bagian dari trend tersebut sangat tinggi (membeli, mencoba, membicarakan), namun ketika sebuah produk menjadi trend dan cenderung sama maka persaingan hanya berfokus pada persaingan harga karena value dari sebuah produk tersebut tidak ada membuatnya menjadi komoditas biasa yang diperjual belikan, selain itu juga sebuah trend ketika sudah tidak menjadi trend akan menjadi masalah untuk kita (kecenderungan bisnis tidak bertahan lama tinggi karena ditinggalakan konsumen).

2.       Pilihan 2# A.T.M
Sedikit advance dari pilihan pertama pilihan kedua fokus pada konsep A.T.M (amati, tiru, modifikasi), nah sedikit berbeda dengan pilihan pertama pilihan kedua ini setidaknya ada effort dalam memikirkan bagaimana kita memodifikasi sebuah konsep bisnis yang sudah ada supaya memiliki value lebih (competitive advantage) dibandingkan produk serupa. Sebagai contoh misalkan kita akan berjualan bubur ayam dan untuk membedakan dengan penjual bubur ayam kebanyakan kita melakukan modifikasi, sebut saja misalkan ketika tukang bubur kebanyakan hanya menyajikan bubur dengan potongan ayam, daun seledri, merica, kecap, sambal, dan kerupuk, maka kita memodifikasinya dengan extra tambahan telur, ati ampela, sate usus, atau menambahkan kuah kaldu sapi, dengan demikian konteks modifikasi disini adalah bagaimana kita menambahkan nilai lebih untuk membedakan produk kita dengan produk kebanyakan.

3.       Pilihan 3# New Inovation
Pilihan ketiga ini lebih expert tentunya dibandingkan dua pilihan sebelumnya namun pilihan ini bisa menjadikan jaminan bagi kita untuk menjadi market leader jika bisnis yang dijalankan sukses dikembangkan, dalam hal ini adalah kita melakukan sebuah inovasi dengan menghasilkan sebuah produk atau bisnis yang benar-benar baru atau belum pernah ada yang melakukannya sebelumnya. Ketika berbicara sebuah invoasi sebenarnya bukan berarti kita harus mengcreate sesuatu hal yang oustanding dan benar-benar baru, namun juga kita bisa mengembangkan dari sebuah konsep yang sudah ada. Nah gampangnya kenapa ide keripik singkong maicih menjadi sebuah ide yang briliant? padahal seperti kita ketahui yang jualan keripik singkong pedas nampaknya sudah ada sejak dulu bahkan sebelum ada ma icih? lalu apa invoasi yang dibuatnya? tentunya dengan mengemasnya kedalam balutan merk ma icih, melakukan inovasi dari variant produk dengan menghadirkan 10 level tingkat kepedasan, jualan lewat twitter dan jaringan reseller yang diberi nama ma icih.

                Nah menurut saya pribadi ma icih bisa kita dijadikan sebagai sebuah pembelajaran contoh bisnis yang mengadaptasi 3 proses yang sudah dijelaskan, pertama dia mengikuti trend yang sudah lama ada yakni jualan keripik singkong pedas yang memang sudah lama ada dan konsumen yang membelinya juga sudah terbangun sebut saja yang “hobi ngemil” atau sekedar untuk “oleh-oleh”, lalu dengan pengamatan seksama dan proses modifikasi yang ciamik keripik singkong tersebut dikemas sedemikian rupa dengan merk ma icih dan pada akhirnya produk tersebut bisa menjadi leader di kelasnya, walaupun memang saat ini harus bersaing dengan banyak merk yang menjual produk dan konsep serupa. (dira.illanoor – 2013)

Komentar

Postingan Populer